Selama ini korban memang hidup sendiri yang membuatnya bingung mengatasi hasrat tersebut.
Sekitar pukul 05.15 WIB, paralon berhasil dilepaskan dari bagian vital korban. Selanjutnya, dia beristirahat sebelum dijemput keluarga.
Meski mengalami pembengkakan, kondisi korban tidak memerlukan tindakan medis lanjutan. “Korban sudah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa,” kata Purwanto.
Kejadian alat kelamin terjepit paralon, meskipun terdengar tidak biasa, merupakan situasi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Kondisi ini dapat menimbulkan konsekuensi serius dan bahkan permanen jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Baca Juga:Viral Video Panas Remaja Ngawi, Pelaku Diamankan Polisi
Karena itu, butuh penanganan medis segera. Kesadaran akan bahaya ini dan tindakan cepat yang tepat dapat meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis profesional jika insiden ini terjadi.
Beberapa risiko yang bisa dialami, yakni pembengkakan dan nyeri hebat. Tekanan dari paralon dapat menghambat aliran darah dan limfa, menyebabkan pembengkakan yang signifikan dan rasa nyeri yang tak tertahankan.
Kemudian kerusakan jaringan. Tekanan yang terus - menerus dapat merusak jaringan lunak, pembuluh darah, dan saraf di sekitar alat kelamin.
Jika aliran darah terhambat terlalu lama, jaringan dapat kekurangan oksigen (iskemia) dan akhirnya mati (nekrosis). Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat memerlukan tindakan bedah yang drastis.
Selain itu, luka atau lecet akibat gesekan dengan paralon dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri dan menyebabkan infeksi.
Baca Juga:Banjir Kepung Ngawi: 15 Desa Terdampak
Kejadian Viral Lainnya