Mereka mengumpulkan informasi mengenai pergerakan anggota PKI, lokasi basis mereka, serta nama-nama tokoh yang menjadi target.
Informasi ini kemudian dilaporkan ke pusat komando di Nurul Jadid untuk dianalisis sebelum mengambil tindakan. Gerakan ini dilakukan secara senyap dan terstruktur, berkoordinasi dengan aparat keamanan. Taktik ini terbukti efektif untuk melumpuhkan sel-sel PKI di wilayah Tapal Kuda tanpa menimbulkan kekacauan yang lebih besar.
Peran KH Zaini Mun'im dalam peristiwa G30S PKI di Probolinggo menjadi bukti bahwa perlawanan terhadap komunisme saat itu tidak hanya dimotori oleh militer.
Para ulama dan santri, dengan kekuatan spiritual, jaringan yang solid, dan kecintaan pada tanah air, menjadi benteng pertahanan ideologi bangsa yang kokoh di tingkat akar rumput.
Baca Juga:Solidaritas Tanpa Batas: Ojol Jatim Kirimkan Doa dan Bantuan untuk Keluarga Almarhum Affan