- Polisi temukan dugaan perusahaan fiktif dalam distribusi solar truk tangki.
- Tiga perusahaan beralamat fiktif terungkap hasil pengecekan lapangan polisi.
- Kasus ditangani transparan di bawah asistensi Polda Jawa Timur.
SuaraJatim.id - Penyelidikan kasus truk tangki pengangkut BBM Solar yang terguling di Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung, Jawa Timur, mengungkap fakta baru. Polisi menemukan dugaan keterlibatan perusahaan solar fiktif dalam rantai distribusi bahan bakar tersebut.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ryo Pradana, mengatakan bahwa penyelidikan mengarah pada indikasi kuat adanya perusahaan solar fiktif yang tercantum dalam dokumen pengiriman.
Sejumlah langkah telah ditempuh, mulai dari pemeriksaan saksi hingga penelusuran administrasi perusahaan penyedia solar yang tertera dalam dokumen resmi.
“Penyelidikan kami mengarah pada dugaan adanya perusahaan penyedia solar yang fiktif,” kata Ryo, Selasa (23/12/2025).
Dalam prosesnya, penyidik telah melayangkan pemanggilan terhadap beberapa pihak, termasuk perwakilan PT LBB sebagai penyedia solar serta seorang perantara berinisial H.
Namun, hingga kini panggilan tersebut belum dipenuhi. Fakta ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik distribusi yang tidak transparan dan melibatkan perusahaan solar fiktif.
“H sudah kami panggil dua kali, tetapi belum hadir. Saat ini masih kami lakukan pencarian karena berdasarkan data kependudukan, yang bersangkutan bukan warga Tulungagung,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, polisi juga mendatangi alamat PT LBB yang tercantum dalam company profile yang diterima dari PT KSE. Langkah ini dilakukan setelah dua kali pemanggilan terhadap perusahaan tersebut tidak diindahkan.
Hasilnya, penyidik justru menemukan alamat yang diduga tidak pernah digunakan sebagai kantor operasional.
Pengecekan lapangan mengungkap fakta mencengangkan. Selain PT LBB, dua perusahaan lain yakni PT Ganani dan PT Tiga Jaya yang tercantum dalam dokumen distribusi solar juga diduga merupakan perusahaan solar fiktif.
Ketiganya tercatat beralamat di Surabaya dan Gresik, namun di lapangan hanya ditemukan ruko kosong dan lahan kosong.
“Anggota kami sudah mendatangi alamat sesuai company profile yang diberikan. Dari hasil pengecekan, terdapat tiga perusahaan yang alamatnya fiktif,” kata Ryo.
Lebih jauh, penyidik mendalami alur distribusi solar tersebut. PT KSE mengakui memesan solar melalui perantara berinisial H. Selanjutnya, pesanan itu disalurkan kepada tiga perusahaan yang kini diduga perusahaan solar fiktif.
“Alurnya, PT KSE memesan kepada H sebagai perantara, lalu oleh H disubkan ke PT LBB, PT Ganani, dan PT Tiga Jaya. Peran H sebagai perantara atau semacam marketing,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi, menegaskan penanganan kasus dugaan perusahaan solar fiktif ini dilakukan secara profesional dan transparan. Proses penyidikan berada di bawah asistensi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur.