Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 28 Maret 2019 | 15:56 WIB
Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) melakukan aksi bakar padi di depan Gedung DPRD Jember Jawa Timur, Kamis (29/3/2019). [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) melakukan aksi bakar padi sebagai bentuk protes anjloknya harga komoditas tersebut.

Aksi tersebut dilakukan di depan Gedung DPRD Jember Jawa Timur pada Kamis (28/3/2019).

Simbolisasi pembakaran dua ikat padi tersebut menjadi puncak kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai tidak peduli terhadap nasib para petani.

"Ini simbol matinya nurani yang peduli pada nasib petani, karena saat harga jatuh tidak ada yang peduli," kata Ketua FKPJ Jumantoro dilansir dari Beritajatim.com - jaringan Suara.com.

Baca Juga: Polisi Bekuk Terduga Pemerkosa yang Tewaskan Calon Pendeta Melinda

Dikemukakan Jumantoro, harga gabah saat ini berada pada kisaran Rp 2.500 – Rp 3.000 per kilogram. Menurutnya harga tersebut terlampau murah.

"Lebih murah daripada bekatul pakan babi," katanya.

Sementara itu, ia mengemukakan harga pembelian pemerintah senilai Rp 3.700 per kilogram, sudah tak relevan dengan ongkos operasional petani.

Jumantoro mengemukakan harga yang ideal saat ini berada di kisaran Rp 4.300 per kilogram untuk bisa diserap Badan Urusan Logistik dari petani.

Meski begitu, Jumantoro menilai saat ini Bulog belum membeli gabah petani, karena stok masih banyak di gudang.

Baca Juga: Salmafina Sunan : Teman Itu Beban!

"Pemerintah harus turun tangan selamatkan harga gabah. Apalagi sekarang harga pestisida dan pupuk naik. Harga benih mahal. Upah buruh dan gaji pegawai naik. Kesejahteraan petani semakin turun," katanya.

Load More