Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 12 Mei 2019 | 18:30 WIB
Ratusan anggota komunitas berkumpul di Taman Brantas, Kediri, Jawa Timur dalam rangka mendoakan 40 hari kematian Budi Hartanto, Minggu (12/5/2019). [Suara.com/Agus H]

SuaraJatim.id - Ratusan anak muda dari Kediri, Tulungagung, dan Jombang melakukan aksi keprihatinan mengenang 40 hari kematian tragis Budi Hartanto (28), guru honorer yang mayatnya ditemukan dalam dalam koper dengan kondisi tanpa kepala pada awal April lalu, di Taman Brantas, Kediri, Jawa Timur pada Minggu (12/5/2019).

Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 16.30 WIB tersebut diawali dengan pembagian takjil kepada pengguna jalan yang melintas di Jalan Ronggowarsito, Kota Kediri.

Setelahnya, peserta yang berasal dari berbagai komunitas muda-mudi dari Kediri, Tulungagung dan Jombang itu berkumpul di kolong Jalan Brawijaya yang melintas di atas Sungai Brantas untuk berdoa bersama, membaca tahlil.

"Semoga Allah mengampuni dosa-dosa Mas Budi dan semoga amal baik Mas Budi diterima Allah," ujar Koordinator acara usai pembacaan tahlil, Sulthon.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Mayat Dalam Koper Digelar di 6 Lokasi

Sulthon yang juga ketua Komunitas Bolongopi Kediri tersebut mengatakan di sela acara bahwa Budi Hartanto yang juga dikenal sebagai dancer dan instruktur dancer di Sanggar CK Dance adalah sosok yang ramah dan berteman dengan siapapun tanpa pandang latar belakang.

Menurut Sulthon, Budi juga rajin mengikuti kegiatan-kegiatan lintas komunitas di Kediri, Tulungagung dan Jombang.

Koper berisi mayat tanpa kepala ditemukan warga pada Rabu pagi (3/4/2019) di pinggir Kali Temas Lama, Desa Karanggondang, Udanawu, Blitar. Polisi segera mengidentifikasi mayat tersebut sebagai Budi Hartanto (28), warga Mojoroto, Kota Kediri.

Polisi sempat kesulitan menemukan kepala korban. Sembilan hari kemudian setelah dua tersangka pelaku pembunuhan keji itu ditangkap, yaitu Azis Prakoso (23) dan Aris Sugianto (34), kepala Budi ditemukan di Kali Jlemekan, Desa Bleber, Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Sementara itu, Febri M Yasin (26), Ketua Kediri Social Community yang juga turut mendukung acara tersebut menyampaikan harapannya agar kejadian tragis seperti yang dialami Budi Hartanto tidak terulang lagi.

Baca Juga: Ini Ungkapan Hati Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Koper

"Mas Budi itu kan masih seumuran kita-kita, seharusnya dia masih bisa berkumpul bersenang-senang bersama kita kan," ujarnya.

Load More