Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Selasa, 30 Juli 2019 | 12:27 WIB
Pasca kebakaran di Gunung Arjuno, Jawa Timur. (Foto Dok. Pusdalops BPBD Kota Batu)

SuaraJatim.id - Kebakaran di Gunung Arjuno, Jawa Timur sejak Minggu (28/7/2019) lalu menghanguskan sekitar 40 hektar lahan hutan. Instansi terkait juga sudah merekomendasikan penutup jalur pendakian hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Achmad Choirur Rochiim mengatakan, titik api yang berada di lereng gunung kawasan Kecamatan Bumiaji Kota Batu telah tertangani petugas gabungan sekitar pukul 13.50 WIB pada Senin (29/7/2019).

Seluruh petugas lalu ditarik kembali setelah 1-2 jam pemantauan dipastikan tidak ada lagi kobaran api.

"Penanganan darurat kebakaran hutan Gunung Arjuno sudah ditarik mundur. Luasan hutan yang terdampak kebakaran hutan diperkirakan 40 hektare di blok Gentong Growah dengan elevasi (ketinggian) antara 2.700-2.800 Mdpl," kata Rochim, Selasa (30/7/2019).

Baca Juga: Kebakaran di Rumah, Bocah 5 Tahun Selamatkan 13 Orang

Saat ditanya terkait penyebab kebakaran, Rochim belum bisa memastikan. Sebab pihaknya masih melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

"Asesmen dilakukan untuk mengetahui kronologi kejadian, vegetasi yang terbakar dan menyisir potensi pendaki yang belum turun," kata dia.

Berdasarkan data pendakian, sekitar 90 orang pendaki telah tuntas dievakuasi dengan selamat pada Senin (29/7/2019) kemarin. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa tersebut.

"Korban jiwa nihil," tutupnya.

Sementara itu, Kebakaran melanda hutan Gunung Arjuno diduga ulah manusia. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Konservasi Pengembangan Pemanfaatan Kawasan Hutan (KPPKH) Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo, Dedi Hadiana.

Baca Juga: Asyik Berpose saat Kebakaran, Aksi Pemuda Jambi Ini Dikecam Warganet

"Yang jelas dibakar manusia, cuma motifnya apa kita belum paham. Soalnya kan sudah terbakar tapi belum ketangkap orangnya, jadi mau dapat informasi dari mana kan kita gak bisa," kata Dedi.

Load More