Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 07 Agustus 2019 | 15:30 WIB
Cinta Laura dalam JFC 2019. [dok.humas/Beritajatim]

SuaraJatim.id - Tuntutan Front Pembela Islam (FPI) yang meminta Jember Fashion Carnival (JFC) dihentikan mendapat respon dari berbagai pihak, salah satunya disampaikan Wakil Bupati Jember Abdul Muqit Arief.

Meski mendapat tentangan lantaran penampilan bintang tamu artis Cinta Laura yang dinilai terlalu vulgar, Muqit menyatakan pelaksanaan JFC harus tetap ada.

Diakuinya setelah kabar penampilan vulgar Cinta Laura dalam JFC pada Minggu (4/8/2019) tersebar di media sosial, ia didatangi sejumlah tokoh agama. Para tokoh tersebut kebanyakan mengeluh perihal busana peserta JFC yang membuka aurat dengan vulgar, berbeda dengan karnaval tahun-tahun sebelummya.

“Kedua, soal pelaksanaan waktu yang menabrak waktu salat. Saat magrib belum selesai,” katanya seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Rabu (7/8/2019).

Baca Juga: Cinta Laura Buka Paha, Bupati Jember Faida Minta Maaf

Muqit mengatakan, JFC sempat dikritik saat penyelenggaraan di tahun 2017, lantaran kostum yang dipakai peserta laki-laki.

"Bukan pakai celana pendek lagi, tapi celana dalam. Saya menyarankan agar tidak seperti itu lagi karena masyarakat Jember agamis. Takut ada gejolak,” jelasnya.

Lebih lanjut, Muqit berharap agar kostum JFC tidak selalu menampilkan budaya global mancanegara.

“Tapi juga harus membawa budaya lokal, sehingga tidak sampai pada tingkat aurat segala macam,” katanya.

Diakui Muqit JFC saat ini sudah milik semua karena sudah mendunia, sehingga kalau ada yang kurang perlu diperbaiki bersama-sama.

Baca Juga: Artis Cinta Laura Dikecam DPRD Jember Cuma karena Pamer Paha

“Kalau ada hal-hal yang perlu diperbaiki, mari kita perbaiki bersama karena ini aset luar biasa,” katanya.

Load More