Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Jum'at, 16 Agustus 2019 | 18:29 WIB
Wisma Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Jawa Timur, disambangi sejumlah orang dari organisasi massa karena viral video bendera Merah Putih dibuang ke comberan oleh oknum penghuni asrama tersebut, Jumat (16/8/2019). [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Jawa Timur, dikepung massa dari sejumlah kelompok, Jumat (16/8/2019). Hingga berita ini diunggah, pengepungan masih berlangsung.

Pengepungan itu berawal dari viral foto bendera Merah Putih di kawasan asrama ditemukan terbuang di selokan. Sejumlah ormas menuding, mahasiswa Papua yang membuang bendera tersebut.

Dorlince Iyowau, mahasiswi Papua yang berada di dalam asrama tersebut kepada Suara.com via telepon mengatakan, mereka tak tahu menahu perihal bendera Merah Putih yang ditemukan dalam got.

“Kami tidak tahu siapa yang membuangnya. Bukan kami yang melakukannya,” kata Dorlince, Jumat jelang magrib.

Baca Juga: Wisma Mahasiswa Papua Dikepung, Diduga Buang Bendera Merah Putih ke Selokan

Ia menuturkan, bendera Merah Putih tersebut sudah terpasang di depan asrama sejak Kamis (15/8), dan tak ada seorang pun mahasiswa Papua berniat menghinakannya.

“Bendera itu sudah terpasang sejak kemarin, tapi tidak kami apa-apakan. Kami Kamis kemarin menggelar diskusi publik di asrama, bendera itu masih ada,” jelasnya.

Namun, ketika Dorlince dan 14 mahasiswa Papua tengah bersantai di asrama, Jumat sore sekitar pukul 15.20 WIB, mereka dikagetkan oleh gebrakan pintu oleh aparat TNI.

“TNI datang menggebrak pintu sembari berteriak mencaci kami. Katanya bendera dibuang ke got. Kami kaget,” tuturnya.

Sejumlah mahasiswa Papua dalam asrama lantas menemui TNI tersebut untuk memberikan klarifikasi, namun ditolak.

Baca Juga: Selidiki Kabar Adanya Korban Kemanusiaan di Nduga, Polda Papua Kirimkan Tim

“Mereka bilang kami harus tetap ada di dalam. Kalau ada dari kami yang keluar, akan ada apa-apa,” kata Dorlince.

Setelahnya, lanjut Dorlince, Satpol PP datang dan melakukan hal sama kepada mahasiswa dalam asrama. ”Mereka mencaci kami memakai kata-kata rasis.”

Dorlince menuturkan, massa sejumlah ormas baru berdatangan setelah TNI dan Satpol PP, dan langsung memprovokasi mahasiswa.

“Kami kembali mengirimkan delegasi, tapi ormas-ormas itu tak mau peduli. Kami ingin sampaikan, bukan kami yang merusak itu bendera. Kami tak tahu apa-apa,” tuturnya.

Saat menelepon Dorlince, Suara.com mendengar yel-yel rasis ormas yang berada di depan asrama.

Load More