
SuaraJatim.id - Aparat kepolisian meminta pentolan ormas-ormas untuk membubarkan massanya yang berkerumun mengepung Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/8/2019) malam.
Kasat Intel Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Asmoro mengatakan kepada pentolan ormas-ormas tersebut, bakal menjaga bendera Merah Putih tetap terpancang di lingkungan asrama mahasiswa Papua.
Ia mengatakan, kalau massa bubar, polisi baru bisa mengevakuasi 15 mahasiswa yang tertahan dalam asrama tersebut.
"Akan saya tetapkan pasukan untuk mengamankan bendera itu. Kami akan menjaga itu, sampai besok jam 06.00 ya, itu janji saya," janji Asmoro kepada pentolan ormas-ormas.
Baca Juga: Asrama Dikepung Ormas soal Bendera, 15 Mahasiswa Papua Kini Kelaparan
Ia menuturkan, polisi tetap akan berhati-hati mengatasi persoalan tersebut. Terutama soal tuduhan mahasiswa Papua membuang bendera Merah Putih ke selokan.
"Kami berpegang ke peraturan Internasional, kami dari pihak kepolisian, akan mematuhi aturan hukum yang berlaku, karena kami bertindak harus sesuai hukum, dan yang ditindak harus berdasar hukum," imbuhnya.
Persoalan bendera itu, kata dia, polisi masih menunggu bukti dan saksi yang menguatkan. Sebab, hanya kalau kedua hal tersebut terpenuhi, maka polisi bisa bergerak.
"Pelaporan polisi ini dengan adanya saksi-saksi dan kuat, jadi kami bergerak melakukan penangkapan, jangan sampai salah tangkap," tuturnya.
Kelaparan
Baca Juga: Mencekam! Pengepung Lempar batu, Listrik Asrama Mahasiswa Papua Dipadamkan
Belasan mahasiswa yang tertahan di dalam asrama mahasiswa Papua, Jalan Kalasan Nomor 10, Kota Surabaya, Jawa Timur, karena dikepung massa ormas mulai kelaparan dan kehausan, Jumat malam.
Dorlince Iyowau menuturkan, di dalam asrama terdapat 15 orang yang hingga Jumat malam pukul 20.24 WIB ini tidak bisa keluar karena terkepung.
“Kami ada 15 orang. Saya dan satu lagi perempuan. Sementara 13 lainnya laki-laki. Kami tak ada pasokan makanan atau minuman,” kata Dorlince Iyowau kepada Suara.com via telepon, Jumat malam.
Ia menuturkan, massa ormas masih duduk di jalanan depan asrama dan terus meneriakkan caci maki kepada mereka.
Dorlince mengungkapkan, mahasiswa Papua lain sebenarnya sudah menyiapkan pasokan makanan dan minuman untuk mereka yang tertahan di asrama.
”Tapi kawan-kawan kami yang di luar masih menghitung kekuatan untuk menerobos masuk ke sini. Mereka juga sedang mencari cara untuk bisa memberikan kami makanan serta minum,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, pengepungan tersebut dipicu beredarnya foto bendera Merah Putih dibuang di selokan dekat asrama.
Massa ormas menuding penghuni asrama mahasiswa Papua membuang bendera itu. Tudingan itu dibantah oleh mahasiswa.
“Sejak Jumat sore hingga malam ini kami masih belum bisa bebas. Kami tertahan di dalam asrama karena dikepung. Kami tak tahu apa-apa soal pembuangan bendera itu, bukan kami yang melakukan,” kata Dorlince Iyowau, mahasiswi di dalam asrama kepada Suara.com, Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB.
”Saya juga bukan penghuni asrama. Saya datang ke sini untuk bermain, tapi Jumat sore sekitar pukul 15.20 WIB, tentara masuk menggebrak pintu, memaki kami dan menuduh kami soal bendera itu,” kata dia.
Tak hanya itu, massa pengepung juga terus melempar batu ke arah asrama. Akibatnya, sejumlah kaca jendela asrama pecah.
”Kami akhirnya mematikan aliran listrik, agar mereka yang melempar batu susah menyasar kami. Ini di dalam asrama gelap sekali, kami hanya memakai senter dari ponsel,” tuturnya.
Dorlince berharap, aparat bisa bertindak adil dan melindungi dirinya dan kawan-kawan. Sebab, beberapa kali mereka mengirimkan delegasi untuk bernegosiasi dengan aparat maupun ormas yang mengepung, tapi ditolak.
”Kami tak tahu apa-apa soal ini, kami berharap massa yang mengepung bisa dibubarkan,” pintanya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Persebaya Siap Tempur Lawan Semen Padang, Bidik Tiga Poin Demi Finis Runner-Up Liga 1
-
Dari Surabaya untuk Indonesia, Munas VII APEKSI 2025 Perkuat Sinergi Program Pusat dan Daerah
-
Persebaya Susuri Jalan Menuju Kompetisi Asia, Paul Munster Bakar Semangat
-
Vonis Tiga Hakim Nonaktif dalam Kasus Suap Ronald Tannur
-
Persebaya Harusnya Bisa Cetak 8 Gol ke Gawang Persik, Ini Kata Paul Munster
Tag
Terpopuler
- 1 Detik Setelah Pascal Struijk Naturalisasi, Harga Pasar Timnas Indonesia Termahal ke-4 di Asia
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Rp50 Jutaan Mei 2025: Mesin Tak Merepotkan, Irit Bensin, Pajak Murah
- Petinggi Venezia Ucapkan Terima Kasih ke Inter Milan, Resmi Lepas Jay Idzes?
- Selamat Tinggal Persib, Nick Kuipers Hengkang ke Eropa Musim Depan?
- Rekomendasi 7 HP 5G Murah dengan Spek Ciamik, Harga Mulai Rp1 Jutaan
Pilihan
-
Perjalanan PSIS: Pekan I Keok hingga Jadi Tim Pertama Terdegradasi
-
7 Gol di Laga Barcelona vs Real Madrid: Ini 7 Fakta Derby El Clasico Jilid 4
-
Bus Persik Diserang Oknum Suporter, Arema FC: Itu di Luar Kendali Kami
-
Dari Kanjuruhan Kita Tidak Belajar: Doa Pemain Persik Dibalas Aksi Barbar
-
Tak Kapok Tragedi Kanjuruhan, Oknum Aremania Berulah Lempari Bus Persik Kediri
Terkini
-
Viral Warga Blitar Tergeletak Terluka Parah, Penyebabnya Masih Misteri
-
Khofifah Ungkap 'Rahasia' Muslimat NU Jadi Lebih Kuat: Talent DNA Jadi Kunci!
-
Ini Sosok yang Gantikan Sarmuji Pimpin Golkar Jatim 5 Tahun ke Depan
-
Pertemuan Prabowo - Megawati Makin Dekat, Bahlil: Sudah Seyogyanya
-
Jasad Siswa SMK Mojokerto Ditemukan di Sungai Brantas, Keluarga Sebut Ada Kejanggalan