Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 17 Agustus 2019 | 23:40 WIB
Kamar kos pelaku pembacokan dua polisi di Sidosermo Kecamatan Wonocolo Surabaya, Sabtu (17/8/2019). [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Pelaku pembacokan terhadap dua polisi di Markas Polsek Wonokromo Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (17/8/2019) sore, Imam Mustofa (31) diduga terpapar radikalisme selama kurun waktu setahun terakhir.

Hal tersebut disampaikan Ketua RT 03 RW 02 Kelurahan Sidosermo Kecamatan Wonocolo Ainun Arif kepada Suara.com. 

Dikemukakan Ainun, dalam beberapa waktu terakhir terlihat perubahan penampilan pelaku berubah.

"Setahun ini, penampilannya mulai berubah. Kalau berangkat ke masjid memakai celana cingkrang, dan sekarang juga memelihara jenggot," ungkap Ainun.

Baca Juga: Polisi Geledah Kamar Kos Pembacok Anggota Polsek Wonokromo di Sidosermo

Perubahan tidak hanya terjadi pada Imam Mustofa. Namun Ainun mengemukakan istri dari pelaku juga berubah penampilannya.

"Kalau dulu hanya memakai jilbab biasa. Setahun ini tiap keluar pakai cadar penutup muka," imbuhnya.

Menurut Ainun, waktu Imam merubah penampilannya, Ainun mengira jika pelaku ikut salah satu aliran yang dulu dikenalnya, tapi ternyata perkiraan Ainun salah.

Untuk diketahui, Imam Mustofa merupakan terduga pelaku pembacokan di Mapolsek Wonokromo. Sebelum melakukan aksinya, ia berpura-pura membuat laporan ke Mapolsek Wonokromo.

Baca Juga: Saat Membacok Polisi di Polsek Wonokromo, Pelaku Bawa Kertas Berlogo ISIS

Kemudian secara tiba-tiba, Imam mengeluarkan senjata tajam dan membancok dua anggota mapolsek yang berjaga dengan senjata tajam, pada pukul 17.00 WIB

Dari barang bawaan pelaku, polisi menemukan sebilah pisau penghabisan, satu celurit, satu ketapel dengan amunisi kelereng, satu senjata api gas gun hitam, satu kaos warna hijau dan juga satu lembar setengah kertas berlogo ISIS. 

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More