SuaraJatim.id - Sebongkah batu dengan relief dua perempuan bertelanjang dada ditemukan bersama sejumlah temuan benda purbakala lain di sekitar situs keramat Joko Pangon di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, pada Jumat sore (5/9/2019).
Batu relief berukuran panjang sekitar 40 centimeter dan tinggi sekitar 25 centimeter itu menggambarkan dua orang perempuan telanjang dada duduk menghadap ke satu arah yang sama.
Selain itu, juga ditemukan batu bundar dengan lubang di tengah menyerupai lumpang, batu kotak berukir di salah satu bagiannya, dua potongan kecil batu berukir, dan satu batu kotak polos.
Benda-benda tersebut ditemukan warga di area persawahan yang berjarak sekitar 400 meter dari situs keramat tersebut, persisnya di sebelah utara di lahan kacang tanah.
Baca Juga: Petani Toiran dan Harapan Terkuaknya Misteri Candi Gedog di Blitar
"Teman-teman dari Komunitas Joko Pangon tadi bergerak menggali titik-titik yang diinformasikan warga. Hasilnya ini, cukup mengejutkan," ujar Tokoh pemuda Kelurahan Gedog Edi Subagyo, Jumat (6/9/2019).
Camat Sananwetan Heru Eko Pramono mengatakan pihaknya telah melaporkan temuan-temuan terbaru tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar.
"BPCB meminta kami untuk mengamankan dan menandai titik-titik temuan tersebut," ujarnya.
Merujuk pernyataan Arkeolog BPCB Trowulan, Heru mengatakan temuan terakhir ini menunjukkan luasnya sebaran benda-benda fragmen candi. Artinya, lanjut Heru, besar kemungkinan di sekitar situs Joko Pangon ini merupakan kawasan kompleks percandian yang cukup besar dan megah.
Sekitar sepekan lalu, warga Kota Blitar dihebohkan oleh temuan batu arca kepala kala oleh seorang petani jagung bernama Toiran di sawah yang berjarak sekitar 25 meter dari situs Joko Pangon.
Baca Juga: Bongkahan Batu Diduga Terkait Situs Candi Gedog di Blitar Kembali Ditemukan
Temuan Toiran kemudian mendorong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar serta BPCB Trowulan melakukan observasi lapangan. Hasilnya, sejumlah titik diduga merupakan pondasi bangunan candi.
Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan besar kemungkinan kawasan di sekitar situs Joko Pangon merupakan lokasi reruntuhan Candi Gedog seperti yang tertulis di Buku History of Java yang ditulis Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sir Thomas Stamford Raffles.
Dalam History of Java yang terbit tahun 1817, Raffles menggambarkan Candi Gedog sebagai sebuah candi yang besar dan megah.
Kontributor : Agus H
Berita Terkait
-
Adu Pendidikan 2 Cabup Blitar Rijanto Vs Rini Syarifah, Panas Usai Debat Dihentikan
-
Skill Mumpuni Pemain Keturunan Blitar: The Next Thom Haye di Timnas Indonesia
-
Blitar City Walk, Wisata dan Kuliner Murah Meriah Dekat Makam Bung Karno Mirip Malioboro
-
Mengunjungi Wisata Religi Makam Bung Karno, Ada Lukisan Jantung Berdetak
-
Biodata Arkhan Kaka, Striker Muda Timnas dengan Tinggi di Atas Rata-Rata Orang Indonesia
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Geger! Diduga Paslon Pilwali Kota Blitar Diduga Bagi-bagi Uang dan Sembako
-
Ambles, Rumah di Ponorogo Terperosok dalam Lubang 5 Meter
-
Fraksi di DPRD Jatim Minta Pemprov Bagi Adil Sekolah Negeri dan Swasta
-
Posisi Terbaru Persebaya di Klasemen Usai Kalahkan Persija: Kembali Rasakan Puncak
-
Jauh Terpencil, Kampung di Banyuwangi Ini Sempat Bertahun-tahun Kesulitan Listrik