SuaraJatim.id - Ketidakharmonisan berujung pertengkaran dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang disebabkan faktor kesulitan ekonomi mendominasi kasus perceraian di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bahkan angkanya turut melonjak tajam dalam tiga tahun terakhir.
Dari data Pengadilan Agama Kabupaten Gresik tahun 2017 terdapat 1.854 kasus perceraian, kemudian tahun 2018 menjadi 1.932 kasus perceraian dan Jumlah perceraian per Juli 2019 ada sekitar 1.086.
Untuk itu, peran tokoh-tokoh agama dan ulama memberi pemahaman dan pencerahan tentang pernikahan dan perceraian sangat penting bagi masyarakat.
Kepala Kementrian Agama Kabupaten Gresik Markus Firdaus mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan perceraian, selain keserasian, pertengkaran, kekerasan dan ekonomi, faktor pengaruh media sosial juga bisa.
"Kami berharap juga peran ulama untuk menekan perceraian dengan memberi pemahaman lagi soal pernikahan dan perceraian. Media sosial bisa mempengaruhi suami istri bercerai tentu harus ada riset dulu," kata Markus.
Salah satu warga Gresik asal Driyorejo mengaku hari ini, Rabu (18/9/2019) sidang terakhir perceraian di pengadilan agama. Ia memilih bercerai karena sudah tidak ada lagi kecocokan dengan suami meski baru lima tahun berumah tangga.
Selain itu, perempuan 29 tahun ini tidak memungkiri masalah ekonomi yang seringkali menjadi penyebab pertengkaran.
"Kita sudah tidak cocok lagi satu sama lain karena sering bertengkar soal ekonomi," singkat perempuan yang tidak mau disebut namanya di Pengadilan Negeri kabupaten Gresik ini.
Sementara, Ketua MUI Gresik Mansoer Shodiq mengungkapkan keprihatinannya dengan tingginya angka perceraian. Tiga tahun terakhir kasus perceraian didominasi dari pertengkaran serta kekerasan dalam rumah tangga dan faktor kesulitan ekonomi.
Baca Juga: Tiga Tahun Angka Perceraian di Agam Meningkat Karena Penggunaan Medsos
Untuk itu, dirinya mengajak ulama-ulama yang ada di 28 kecamatan di kabupaten Gresik untuk bisa menekan tingginya kasus perceraian. Para ulama bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pernikahan dan perceraian.
"Faktor kesulitan ekonomi yang mendominasi, selain kekrasan dan pertengkaran. Kami mengajak ulama untuk turut berperan menekan tingginya perceraian di kabupaten ini," ujar Mansoer.
Kontributor : Tofan Kumara
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Detik-Detik Kecelakaan Maut Rombongan RS Jember: Saksi Mata Ungkap Kondisi di Lokasi
-
8 Karyawan RS Jember Tewas dalam Kecelakaan Maut di Bromo
-
Golds Gym Surabaya Mendadak Tutup, Kementerian Perdagangan Panggil Manajemen
-
5 Profesi Kantoran Ini di Ujung Tanduk, Digilas AI Tanpa Ampun! Cek Posisimu
-
Jangan Sampai Kehabisan, Ini Syarat dan Trik Cepat Dapat Dana Kaget