Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 31 Oktober 2019 | 17:24 WIB
Warga menggelar Salat Isitisko di tengah Bengawan Solo. [Istimewa]

SuaraJatim.id - Air hujan yang tak kunjung mengguyur wilayah Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, Jawa Timur dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan terjadinya krisis air. Salah satu wilayah yang alami krisis air terparah terjadi di Desa Jebreng.

Kepala Desa Jebreng Sujai mengemukakan kesulitan tersebut hingga kini belum tertanggulangi karena warga hanya mengandalkan air bersih dari penyaluran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik.

"Penduduk Kecamatan Dukun, khususnya Desa Jebreng saat ini kesulitan air bersih, bahkan saat ini kami mendapatkan bantuan air bersih 2 sampai 3 tangki air setiap harinya, dari BPDB Jatim," ujarnya pada Kamis (31/10/2019) siang.

Lantaran itu, Warga Jebreng menggelar Salat Istisko di tengah Sungai Bengawan Solo yang mengering.

Baca Juga: BMKG: Kemarau Diperkirakan Berakhir Pertengahan November

"Air dari hulu dan hilir tidak bisa lewat. Dampaknya bisa dilihat sendiri. Sungai di wilayah sini mengering. Maka dari itu, kami melakukan Salat Istisko, tepat di tengah-tengah Bengawan Solo yang mengering ini," ucapnya.

Dia mengemukakan, sebelum musim kering melanda, ada sekitar 1.500 warganya yang bergantung dengan aliran Bengawan Solo.

"Ini termasuk yang terparah sepanjang sejarah. Sebab, Sungai Bengawan Solo sampai tidak ada airnya. Padahal, air sungai biasa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan masak, mandi, pertanian hingga perikanan," katanya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Baca Juga: Teror Asap dan Kemarau, PNS Bangka Belitung Bareng TNI Salat Minta Hujan

Load More