Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 05 Desember 2019 | 11:14 WIB
Dina Oktavia bersama ibu dan buah hatinya saat disambangi di Rusunawa. [Suara.com/Achmad Ali]

SuaraJatim.id - Biduk rumah tangga Dina Oktavia (21) Warga Jojoran dengan suaminya Muhammad Abdul Aziz (23) terancam ambyar atau bubar. Dina pun saat ini tengah mengajukan perceraian demi merawat sang anak.

Sejak anak semata wayangnya lahir lima bulan lalu, kisah rumah tangga Dina mengalami perubahan. Perilaku Muhammad Abdul Aziz tiba-tiba berubah ketika tahu kondisi anaknya lahir tidak sempurna.

Pandhu, buah hasil pernikahan Dina dan Muhammad menderita Facial Cleft Hydrocephalus Myelomeningocele atau kelainan pada bagian kepala.

Diceritakan Dina, karena alasan itulah suaminya meninggalkannya. Bahkan, mertua pun tak mau mengganggap buah pernikahannya dengan Abdul Aziz sebagai cucu.

Baca Juga: Suami Kabur karena Bayinya Hydrocephalus, Kegigihan Dina Menyambung Hidup

"Untuk itu saya memilih bercerai. Saya sudah bilang sama suami, hubungan rumah tangga ini tidak bisa lagi diteruskan," kata Dina.

Saat ini, proses perceraian masih terhenti. Dina tengah sibuk mengurus anaknya bolak-balik periksa kesehatan ke rumah sakit sejak pindah ke Rusunawa Gunungsari, Surabaya.

"Saya memilih berpisah dengan suami karena memang sudah tidak bagus untuk diteruskan. Biarkan saya merawat anak saya sendiri," ujarnya.

Kekinian, Dina memilih fokus untuk membesarkan anaknya. Demi masa depan Pandhu, Dina akan melakukan berbagai cara untuk bisa menyambung hidup.

"Nantinya saya akan buka usaha kecil-kecilan untuk menyambung hidup dan demi kebahagiaan anak," harap Dina.

Baca Juga: Kisah Dina Oktavia, Ditinggal Suami karena Lahirkan Anak Hydrocephalus

Sebelumnya kepada Suara.com, Dina mengaku sering menyalahkan diri sendiri karena kondisi anaknya yang terlahir hidrosefalus.

"Saya syok. Saya menyalahkan diri saya. Saya nggak tega dan nangis melihat anak saya," cerita sambil mengusap air matanya.

Dina bahkan berharap, dirinya bisa menggantikan penderitaan buah hatinya. Dina tidak rela jika kebahagiaan masa kecil anaknya hilang karena kondisi yang tidak sempurna.

"Saya nggak bisa berkata apa-apa. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kenapa bukan saya yang mengalaminya. Yang saya pikir, bagaimana besarnya nanti," katanya.

Penderitaan Dina makin lengkap setelah mertuanya enggan mengakui anaknya sebagai cucu. Bahkan sejak lahir hingga sekarang, sekali pun mertua tidak pernah menjenguknya.

Kontributor : Achmad Ali

Load More