
SuaraJatim.id - Meski program klinik berhenti merokok disediakan di Puskesmas yang berada di Kota Surabaya, namun hingga kini masih sepi peminat. Hal tersebut diakui salah satu terapis SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) yang berada di Puskesmas Ketabang Fitri Nurliana.
"SEFT sudah dimulai sejak 1 November (2019) kemarin, namun belum ada pasien yang datang berniat untuk berhenti merokok," ujarnya saat ditemui Suara.com pada Kamis (5/12/2019).
Selain itu, Fitri mengemukakan di Puskesmas Ketabang juga belum ada ruangan khusus klinik terapi berhenti merokok.
"Kebetulan belum ada, masih gabung dengan ruang poli psikologi. Selain itu, teknik SEFT masih di bagian psikologi aja," katanya.
Baca Juga: Tegakkan Perda Rokok, Puskesmas di Surabaya Buka Klinik Berhenti Merokok
Meski begitu, Fitri mengemukakan teknik SEFT sendiri masih tergantung dengan perokok yang ingin berhenti.
"Sebenarnya, teknik SEFT ini kan dari keinginan berhenti merokok dari orangnya sendiri, teknik ini hanya membantu saja," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita menyampaikan, seluruh Puskesmas di Kota Surabaya telah memiliki klinik berhenti merokok. Klinik tersebut disediakan untuk memfasilitasi warga yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok.
"Cukup banyak warga yang memanfaatkan terapi tersebut untuk berhenti merokok. Alhasil, terdapat sejumlah perokok yang berhenti total dari kebiasaannya, setelah menjalani terapi tersebut," ungkapnya.
Febri menceritakan, teknik SEFT sendiri cukup lengkap, selain secara psikologi ada juga teknik pijatan.
Baca Juga: Ke Puskesmas di Jogja, Putri Mahkota Denmark Blak-blakan Soal Kontrasepsi
"Dengan terapi SEFT dapat membantu berhenti merokok, karena ada titik-titik dari bagian tubuh yang dipijit," katanya.
Klinik Berhenti Merokok menindaklanjuti Perda No. 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) yang saat ini telah direvisi menjadi Perda No. 2 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya merokok, disamping peraturan, Dinas Kesehatan juga menyediakan solusi konkret dengan membuka klinik berhenti merokok.
Dia menyebut, tak mudah memang untuk berhenti merokok. Apalagi, jika kebiasaan merokok sudah berlangsung lama. Untuk berhenti dari kebiasaan merokok memang membutuhkan kemauan yang kuat.
"Karena berkaitan dengan psikologis, kalau tidak berhasil itu berarti kemauannya tidak begitu kuat," katanya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Tegakkan Perda Rokok, Puskesmas di Surabaya Buka Klinik Berhenti Merokok
-
Tak Harus RS Pemerintah, Keterangan Sehat CPNS Jogja Bisa dari Puskesmas
-
Geger Telur Terkontaminasi Dioksin, Dinkes Jatim: Itu Ternyata Ayam Lepasan
-
Puskesmas Tegalrejo Adakan Senam Mendadak bagi Pengantre, Videonya Viral
-
Puskesmas dan Ibu Hamil Damai, Kasus Pemberian Obat Kedaluarsa Tetap Lanjut
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
-
QJMotor Cito 150 Diperkenalkan di Jakarta Fair, Motor Sport Mini dengan Transmisi Matic
-
Pemain Keturunan Yogyakarta Bisa Langsung Gabung Timnas Indonesia U-20 Tanpa Naturalisasi
-
Liga Putri Digelar Bareng Pilpres 2029, Bakal Jadi Alat Politik?
Terkini
-
Lantik Anggota KPID Jatim, Khofifah Ajak Wujudkan Ruang Digital yang Sehat
-
Dahsyatnya Shalawat Jibril: 4 Keutamaannya yang Menggetarkan Hati
-
Tabur Bunga di Selat Bali, Harapan Keluarga Bertarung dengan Kenyataan
-
Belum Kebagian BSU? Cuan Akhir Pekan Tetap Bisa dari Saldo DANA Kaget! Cek 3 Link Ini Sekarang!
-
5 Ciri Pemilik Ajian Pancasona dan Rawarontek, Kebal dan Tembus Dunia Ghaib