Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 30 Desember 2019 | 19:18 WIB
Pohon tumbang nyaris merusak makam Sunan Prapen usai angin kencang yang terjadi di Gresik, Jawa Timur. [Suara.com/Tofan Kumara]

SuaraJatim.id - Atap makam Sunan Prapen yang termasuk dalam benda cagar budaya di Desa Pedukuhan Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik tertimpa pohon besar jenis lamtoro yang tumbang pada Jumat (27/12/2019) silam.

Untuk membereskan batang dan pohon yang tumbang, juru kunci makam bersama warga dan Petugas dari Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim melakukan pemotongan ranting sekaligus membuat penyangga pada Senin (30/12/2019).

Pohon berdiameter 120 centimeter itu tumbang akibat akarnya tidak kuat lagi menahan terjangan angin kencang hingga merusak kuncup atap dan nyaris merobohkan pelindung makam Sunan Prapen, yang diketahui masih keturunan sunan Giri itu.

Penjaga makam Fatich (42) menjelaskan, kejadian tumbangnya Pohon Lamtoro yang berusia puluhan tahun itu terjadi pada Jumat siang sebelum turun hujan lebat.

Baca Juga: Napak Tilas Penyebaran Islam Nusantara di Museum Sunan Giri Gresik

"Pohon ini tumbang sekitar pukul 13.00 wib siang sebelum hujan, jadi waktu itu angin sangat kencang hingga akar pohon tercabut. Pohon ini lumayan sudah tua usianya, kemudian tumbang menimpa atap," katanya.

Beruntung, saat itu tak ada peziarah yang datang. Hanya Fatich dan beberapa orang petugas makam yang berada di sekitar daerah tersebut.

"Ya beruntung masih sepi tidak ada peziarah di makam ini. Saat itu hanya ada saya dan petugas makam lainnya. Bisa anda lihat sendiri kerusakannya," jelas Fatich.

Sementara itu, Petugas Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, saat ini diambil tindakan sementara, yakni membuat tiang pancang dari bambu untuk memudahkan pemotongan Pohon Lamtoro yang tumbang.

Pun beberapa pohon di sekitar makam yang terlihat sudah tua juga akan dipotong untuk mengantisipasi atau mencegah agar tidak ada kejadian pohon tumbang lagi di makam.

Baca Juga: Wisata Museum dan Makam Sunan Giri, Mitos Mengkudu yang Diburu Peziarah

"Kita memasang tiang penyangga dari bambu di badan pohon, kemudian ranting-ranting yang sekiranya bisa dipotong akan kita potong. Ini sebagai pelestarian cagar budaya dan menjadi beban dari kebudyaan pusat. Nantinya juga ada sekitar lima pohon dipangkas untuk menghindari kejadian yang serupa" kata Wicaksono di lokasi makam.

Wicaksono melanjutkan, untuk menyelesaikan proses evakuasi pohon tumbang ini butuh beberapa hari agar tidak merusak makam. Kemudian untuk rombongan peziarah yang ingin ke makam untuk sementara dicukupkan berada dibawah makam.

"Untuk sementara para peziarah cukup di bawah lokasi makam. Karena butuh beberapa hari untuk proses evakuasi termasuk memotong badan pohon yang diatap makam. Tapi, tidak menutup kemungkinan bisa juga peziarah naik kepuncak," katanya.

Kontributor : Tofan Kumara

Load More