Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Jum'at, 24 Januari 2020 | 16:45 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memantau cara kerja alat thermal scanner di Terminal Dua Bandara Internasional Juanda. (Suara.com/Achmad Ali).

SuaraJatim.id - Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur mengetatkan pengamanan guna mengantisiapasi penyebaran virus corona yang berasal dari China.

Guna antisipasi hal-hal yang tak diinginkan, ada empat alat thermal scanner milik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang dipasangkan di Terminal 2 kedatangan Bandara Juanda.

Alat tersebut dikhususkan untuk wisatawan yang datang dari China.

Humas Bandara Juanda Yuris saat dikonfirmasi membenarkan adanya alat thermal scanner yang dipasang di terminal dua. Alat tersebut milik KKP.

Baca Juga: IDI: Pasien Suspect di Bali, Negatif Virus Corona

"Pengetatan pengawasan penumpang internasional kerjasama dengan KKP untuk pengawasan atau pemindaian suhu tubuh penumpang menggunakan alat thermal body scanner milik KKP," ujar Yuris kepada Suara.com, Jumat (24/1/2020).

Hingga saat ini, lanjut Yuris, belum ada yang terdeteksi terinfeksi virus corona. Namun, pihaknya telah mengantisipasi dengan menyediakan ruang isolasi jika ada yang terjangkit atau dicurigai terinfeksi.

"Kami sudah sediakan ruang isolasi. Di sana, ada dua tempat tidur yang dipasang. Nantinya ruang isolasi hanya digunakan sementara untuk penanganan pertama. Selanjutnya akan dirujuk ke rumah sakit yang sudaj ditunjuk Pemprov Jawa Timur seperti Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, pengaktifan thermal scanner dilakukan selama 7 hari dengan 24 jam kerja.

"Caranya dengan mengaktifkan thermal scanner selama 7 hari 24 jam di terminal kedatangan internasional di Terminal 2 Juanda," katanya, ditemui di Bandara Juanda.

Baca Juga: Ada Pasien Suspect Virus Corona di RSPI dan Sanglah, Kemenkes Buka Suara

Apabila dijumpai suhu di atas 38 derajat celsius, disertai demam, batuk, sesak dan gejala pneomonia akut (berat) lainnya, maka akan dilakukan tindakan kekarantinaan. Karantina yang dimaksud yaitu penanganan pneomonia sesuai SOP dan segera melakukan rujukan ke RSU dr Soetomo Surabaya dan dilakukan desinfeksi terhadap alat angkut (pesawat).

"Selain itu, kami juga sudah menyiapkan blanko HAC (Health Alert Card). Kami memberikan HAC kepada seluruh penumpang dan crew pesawat dari Tiongkok. Melaporkan dan mencatat setiap kedatangan penumpang dan crew dari Tiongkok," bebernya.

Hingga saat ini, Dinkes Pemprov Jatim juga terus aktif memantau perkembangan kasus di dunia melalui website resmi: who.net/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports) dan infeksiemerging.kemenkes.go.id. Karenanya dengan serius, Khofifah mengimbau kepada seluruh Bupati dan Walikota agar meningkatkan kewaspadaan serta menyiap-siagakan sistem pelayanan kesehatan di masing-masing wilayahnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa pekan ini telah terjadi peningkatan kasus Pneumonia yang berawal dari Wuhan, Tiongkok dan menyebar ke beberapa negara di sekitar, termasuk di Singapura dan Thailand. Menurut laporan WHO sampai 23 Januari 2020, ada 314 penderita dengan jumlah kematian sebanyak enam orang. Sebagian besar yang meninggal, memiliki penyakit penyerta yang memperberat sakitnya.

Kontributor : Achmad Ali

Load More