SuaraJatim.id - Riza Santoso (32), Warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, berjalan menenteng kresek hitam berisi popok sekali pakai atau diaper. Menyusuri pematang sawah, dia sampai ke sungai dan melempar kresek yang melembung penuh isi itu.
Riza mengatakan dirinya sadar perbuatan itu berdampak buruk pada lingkungan, tapi tak tahu cara lain menyalurkan popok bekas. Diapun lebih sering menguburnya di kebun atau pekarangan.
"Kita buang tapi dalam hati merasa miris. Desa kita tetap bersih, karena sampahnya turun ke hilir," kata Riza di Banyuwangi, Sabtu (8/2/2020).
Pengalaman tersebut, diakui Riza, dilakukannya beberapa tahun silam sebelum mengetahui cara mengolah limbah popok tersebut.
Tapi kini dia merasa lega bisa mendonasikan popok-popok bekas itu ke komunitas pendaur ulang sampah. Apalagi putrinya yang berusia 15 bulan menghabiskan sekitar tiga popok per hari, bahkan bisa tujuh popok bila sedang sakit.
Dua minggu sekali dia mengantarkan kresek berisi popok ke Komunitas Peduli Limbah Tamanbaru (Komplit). Diupayakannya juga merangkul posyandu-posyandu desa untuk mengumpulkan popok warga dan dikirim ke komunitas yang berlokasi di Jalan Karangasem, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi itu.
Pendiri Komplit Choirul Anwar mengatakan, pihaknya menerima donasi sekitar 20 kresek popok bekas setiap hari. Pihaknya merendam popok-popok itu semalam dan memisahkan empat bagian yang bisa diolah lebih lanjut.
Air bekas rendaman bisa dijadikan pupuk cair, sementara endapan tinja dan kotoran lain dalam popok bisa diolah menjadi pupuk organik. Popok sendiri dibongkar hingga didapati kain yang empuk dan gel yang dikumpulkan terpisah.
Kain dibuatnya menjadi pot bunga dan bantal, namun sebetulnya bisa dibuat benda lain seperti jok, peredam suara dinding dan pengisi boneka. Sedangkan, gel dicampur cairan kimia buatannya sendiri yang memberi efek seperti lem dan dicetak dalam berbagai bentuk.
Baca Juga: Pabrik Daur Ulang Sampah Popok Bakal Dibangun di Jawa Timur
"Gel sudah kami buat asbak, batu bata ringan, dan paving. Tapi seberapa kuat belum diuji. Ramuan khususnya sedang saya daftarkan ke Haki (hak cipta/intelektual)," kata Choirul di rumahnya pada Minggu (9/2/2020).
Lima bulan dalam berpraktik, diakuinya, masih menemukan kendala tempat pengolahan yang terlalu sempit dan pengeringan kain, apalagi saat musim hujan. Bila tanpa kendala, komunitas itu sebetulnya mampu mengolah hingga 200 popok per hari.
Produk yang dihasilkan dijual tanpa bandrol harga, yang biasa dibayar pembeli Rp 100 ribu dibarengi niat berdonasi. Sebagian hasilnya juga didonasikan, baru-baru ini kepada seorang penderita kanker getah bening di Banyuwangi.
"Kebanyakan orang beli sambil donasi, biar saya jalan, karena mereka tahu saya dari dana swadaya sendiri," katanya.
Demikian juga yang dilakukan Warga Lingkungan Krajan, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro Eni Kustanti. Dia mengolah kain kaos dan handuk, serta stirofoam bekas menjadi pot-pot bunga berbagai ukuran dan warna.
Dengan label 'Green Jasmine', Eni menjual pot-pot itu dengan nominal Rp 10 ribu hingga 20 ribu. Dari kain biasanya dibentuk menjadi pot dengan permukaan kasar, sedangkan dari stirofoam pemukaannya bisa halus seperti keramik.
Berita Terkait
-
Pabrik Daur Ulang Sampah Popok Bakal Dibangun di Jawa Timur
-
Tinjauan Umum Daur Ulang Logam, Pentingnya, dan Proses Daur Ulang
-
Jadi Tas atau Baju, Ini Pemanfaatan Daur Ulang Kemasan Plastik di Indonesia
-
Angkut 100 Ton Sampah Plastik, Ibu Ini Daur Ulang Jadi Tas Tangan Cantik
-
Dorong Program Daur Ulang, Seniman di AS Ubah Wajah Truk Sampah
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
DPRD Jatim Godok Revisi Kode Etik, Sesuaikan dengan Perkembangan Zaman
-
DPRD Jatim Desak Pemerataan Anggaran BPOPP: Sekolah Swasta Juga Mitra Negara
-
Gubernur Khofifah Optimistis FESYAR 2025 Mampu Akselerasi Ekonomi Syariah di Jawa Timur
-
Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN Bantu UMKM Healthcare Kembangkan Bisnis Lebih Cepat
-
Dapatkan Cuan Besar! SR023T3 & SR023T5 Tawarkan Kupon 5,95% dan Cashback Menarik