SuaraJatim.id - Pengerukan atau eskavasi lanjutan terhadap Candi Gedog di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar akan dilakukan setelah proses pembayaran sewa lahan selesai dilakukan. Rencananya, eskavasi tahap dua akan dilakukan bulan Februari ini.
Selain sewa lahan, Pemkot Blitar akan membayar biaya ganti rugi kepada petani penggarap yang tanamannya rusak pasca survei eskavasi tahap pertama tahun 2019 lalu.
"Sekarang sedang proses pencairan anggaran tahun 2020. Kemudian akan ditindaklanjuti dengan sewa lahan selama satu tahun, kemudian pemberian ganti rugi tanaman yang (rusak) kemarin kemudian pemindahan makam," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Tri Iman Prasetyono di lokasi Cadi Gedog, Senin (10/2/20).
Di lokasi candi, ada delapan makam yang akan dipindahkan. Pemkot Blitar juga telah bertemu dengan ahli waris atau keluarga makam untuk proses pemindahan.
Baca Juga: Kisah Misteri Candi Gedog: Penampakan Anjing Punden Joko Pangon [Part 2]
Iman menjelaskan, anggaran Pemkot Blitar untuk proses eskavasi Candi Gedog sangat terbatas. Anggaran eskavasinya sebesar 131 juta rupiah. Rencananya, Februari ini, anggaran eskavasi lanjutan Candi Gedog bisa turun.
"Nanti setelah ada sewa lahan itu dan pembayaran ganti rugi, nanti kita akan lakukan (eskavasi). Ya Februari ini (turun)," ujarnya.
Minimnya anggaran membuat Pemkot Blitar meminta warga untuk ikut bergotong-royong dalam proses penggalian. Sementara secara teknis, untuk proses eskavasi lanjutan Candi Gedog akan dilakukan selama dua kali pada tahun 2020 ini. Hal itu untuk memastikan gambaran Candi Gedog.
"Ada dua kali survey eskavasi untuk menemukan apakah disitu betul-betul ada candi atau pemandian. Itu yang kita gunakan untuk menemukan titik baru (bangunan utama candi). Sementara untuk bangunan berupa titik pagar (candi) tinggal meluruskan ini kami minta ke pak camat, pak Lurah dan LPMK untuk gotong-royong," bebernya.
Pantauan di lokasi, lokasi situs Candi Gedog saat ini sudah berbeda dibanding Oktober 2019 lalu saat pertama kali proses eskavasi. Terdapat pagar besi mengelilingi pohon beringin yang.
Baca Juga: Kisah Misteri Candi Gedog: Tragedi Joko Pangon [Part 1]
Di sebelah timur Candi, ada sebuah etalase dengan panjang sekitar sepuluh meter. Etalase itu dipakai untuk menyimpan beberapa temuan reruntuhan candi yang sudah ditemukan sebelumnya. Setiap malam, warga bergantian berjaga di situ. Meski terlihat sederhana, namun warga begitu bersemangat dengan keberadaan Candi Gedog itu.
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Gubernur Khofifah: Jaga Kelestarian-Keindahan Alam Jatim, TNBTS Jadi yang Terindah Ketiga Sedunia
-
Fakta Baru Meninggalnya Lelaki dan Perempuan di Kamar Kos Surabaya
-
Wakil Wali Kota Surabaya Dilaporkan Polisi Usai Sidak Aduan Dugaan Pengusaha Tahan Ijazah
-
Preman Palak Investor di Kawasan Industri PIER, Langsung Kena Batunya
-
Warga Rungkut Harapan Surabaya Ditemukan Tewas dengan Luka di Wajah Bersama Hewan Peliharaannya