SuaraJatim.id - Polisi resmi menetapkan dua tersangka anak pada kasus perundungan atau bullying terhadap korban berinisial MS, siswa SMPN 16 Malang, Jawa Timur. Tersangka yang juga rekan korban berinisial WS, siswa kelas VIII dan RK kelas VII.
Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengatakan penetapan tersangka dilakukan pada Senin 10 Februari 2020. Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi memiliki sejumlah alat bukti, baik keterangan saksi-saksi dan hasil visum telah dinyatakan lengkap.
"Secara resmi telah dilakukan gelar perkara, dan pemeriksaan dokter, ada empat dokter. Lalu hasil visum dan perkembangan medis korban," kata Leo, Selasa (11/2/2020).
Mantan Wakapolrestabes Surabaya ini menambahkan, pihaknya telah memeriksa total 23 saksi.
Rinciannya, kepala dinas pendidikan Kota Malang, kepala sekolah SMP 16 Malang, wakil kepala sekolah, guru BP.
Kemudian korban, pelapor, keluarga korban, serta 10 siswa. Meski demikian, menurutnya, tidak menutup kemungkinan akan ada perkembangan lagi dalam proses penyidikan.
"Tidak menutup kemungkinan nanti dari rekonstruksi dan konfrontasi kepada para saksi di lokasi dan pemeriksaan saksi-saksi lainnya, bisa berkembang," kata dia.
"Kami berkomitmen melakukan penyidikan sampai jelas kasusnya, siapa berbuat apa dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum," Leo menambahkan.
Disinggung mengenai peran kedua tersangka, Leo mengungkapkan bahwa inisial WS dan RK terlibat langsung pada proses perundungan disertai kekerasan (penganiayaan).
Baca Juga: Polisi Hentikan Pemotor Diduga Mabuk, Pria: Salah Motornya Ini, Om!
"Dua tersangka langsung terlibat memegang korban, mengangkat lalu menjatuhkan korban ke paving diangkat lagi dijatuhkan ke pot," kata dia.
Leo menuturkan, ada kemungkinan jumlah tersangka bakal bertambah. Hal ini dikarenakan polisi masih terus melakukan pengembangan.
"Kami masih mengembangkan karena dimungkinkan masih ada pelaku lain yang kita proses," tutup Leo.
Untuk diketahui, MS menjadi korban bully teman-temannya hingga mendapat perawatan dan menjalani operasi amputasi pada jari tangannya. Sebelumnya, pihak sekolah terkesan sempat menutupi adanya praktik bullying tersebut. Hingga akhirnya Polresta Malang memutuskan melakukan penyidikan dan mendalami kasus yang menimpa MS.
Dari hasil pendalaman tersebut, polisi menemukan fakta terjadinya aksi perundungan terhadap MS hingga membuat siswa kelas VII tersebut mengalami cacat, lantaran dua ruas jari di bagian tangan kanan harus diamputasi.
Kontributor : Aziz Ramadani
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
BRI Bergerak Cepat, 40 Aksi Tanggap Darurat Salurkan Bantuan untuk 70.000 Korban Bencana Sumatra
-
Prasetya Media Summit 2025 Jadi Kampanye Bersama Pentahelix Perkuat Ekosistem Media di Jawa Timur
-
PLN Siagakan SPKLU dan Layanan Digital Hadapi Lonjakan Kendaraan Listrik saat Nataru 2025-2026
-
BRI Resmi Umumkan Hasil RUPSLB 2025, Kinerja Tetap Solid
-
Dividen Interim BRI 2025 Diumumkan, Saham Berhak Terima Rp137 per Lembar