SuaraJatim.id - Keinginan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Kabupaten Kediri menyatakan keinginan untuk membuka komunikasi dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dalam pemilihan bupati (Pilbup) 2020 mendatang.
Sinyal yang disampaikan Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Kediri Dodi Purwanto tersebut ditanggapi santai oleh Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kediri KH Muhammad Mamun Mahfud.
Mamun mengatakan hingga kini belum mengetahui secara pasti calon yang akan diusung partai berlambang banteng moncong putih tersebut pada Pilbup Kediri.
"Saya belum tahu, kan (rekomendasi dari DPP PDIP) masih belum mengerucut," kata Kiai Mamun saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren Putri Tabassumul Muflihaat Ploso pada Rabu (19/2/2020).
Baca Juga: Anak Pramono Anung Dipastikan Dapat Rekomendasi DPP PDIP Maju Pilbup Kediri
Kiai Mamun mengatakan, PCNU Kabupaten Kediri memang membentuk tim sembilan untuk memantau dan menilai bakal calon yang maju di Pilkada Kabupaten Kediri 2020.
Sejauh ini, sudah ada beberapa bakal calon yang berkomunikasi dengan tim sembilan. Namun, kata Mamun, putra sulung Pramono Anung, Hanindhito Himawan Pramana atau Dhito belum membuka komunikasi dengan tim sembilan dari NU.
"Tapi sekali lagi, kami (sebagai ormas) tidak harus begini, tidak harus begitu. Kita cair saja mana yang terbaik bagi Kediri. Di Kediri ini yang paling banyak warga nahdliyin, makanya kami juga memikirkan itu," sebutnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, Dodi melempar sinyal akan menggandeng kalangan nahdliyin di Pilkada Kabupaten Kediri 2020. Untuk kandidat calon bupati, Dodi menyebut PDIP bakal mengusung Dhito.
Dodi sendiri juga menyebut koalisi yang cocok dibangun di Kabupaten Kediri ialah kombinasi nasionalis-religius. Sementara dalam konteks Kabupaten Kediri kelompok keagamaan terbesar ialah jemaah nahdliyin.
Baca Juga: Elektabilitas Anak Pramono Anung di Pilkada Kediri Jeblok, PDIP Tetap Pede
"Yang jelas di PDI itu berusaha untuk (membangun koalisi) nasionalis-religius. Ya masih menunggu lah, mas... Ya di Kediri yang paling dominan nahdliyin, harus ada komunikasi."
Berita Terkait
-
Kiai Said Aqil Bongkar Cawe-cawe Jokowi di Muktamar NU Lampung: Saya Kalah karena Tak Sekuat Gus Dur
-
Cara Menentukan Lebaran Idul Fitri Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
-
Tekankan Masyarakat Sipil Berjasa Dalam Membangun Negara, Ulama NU: Tapi Sering Dimusuhi Pemerintah
-
Mengapa Muhammadiyah dan NU Bisa Berbeda dalam Menentukan Idul Fitri?
-
Apakah Lebaran Idul Fitri 2025 NU dan Muhammadiyah Sama?
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani
-
Kasus Penahanan Ijazah Masuk Babak Baru, Wali Kota Surabaya Intruksikan Cek Semua Perusahaan