Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 04 Maret 2020 | 10:57 WIB
Longsor di sempadan Sungai Kalijompo merobohkan 10 unit ruko di kawasan pusat pertokoan Jalan Sultan Agung, Jember, Jawa Timur. [Suara.com/Ahmad Suudi]

Dia mengatakan untuk sementara barang-barang dari toko yang selama ini mempekerjakan 5 orang karyawan itu, akan disimpan di rumahnya. Saudaranya yang merasa memiliki aset tersebut sedang berupaya memperjuangkan haknya atas tempat relokasi atau ganti rugi melalui jalur musyawarah.

Dimulai dari kemarin, setelah jatuhnya 10 unit ruko kosong ke Sungai Kalijompo, sebagian ruko dalam deretan itu yang masih dipakai mulai dikosongkan. Ditagetkan hari ini mereka selesai mengosongkan ruko untuk selanjutnya dirobohkan menggunakan alat berat.

21 Lainnya Harus Dirobohkan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau 10 rumah toko (ruko) aset Pemkab Jember yang roboh di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Kidul, Jawa Timur. Dia sepakat bahwa 21 unit lainnya yang berada di tepi jalan nasional dan di atas Sungai Kalijompo yang menjadi kewenangan provinsi itu, untuk dirobohkan.

Baca Juga: Ruko Aset Pemkab Jember Dirobohkan, Pedagang Minta Relokasi atau Ganti Rugi

Dia mengatakan sebetulnya perobohan total 31 ruko yang dibangun tahun 1976 itu telah direncanakan setahun sebelumnya setelah muncul rekahan di jalan beraspal di depan ruko. Namun beberapa kendala menghalangi pengosongan, pembongkaran dan perobohan toko, hingga jalan yang retakpun tak kunjung bisa dibangun ulang.

"Kemarin pagi kita lihat ambruk itu, hari ini memang kita harus melakukan percepatan proses pembongkaran yang sekarang masih tersisa ini. Jalan Sultan Agung ini akan ditutup sementara sampai proses pembongkaran ini selesai," kata Khofifah, Selasa (3/3/2020) dini hari.

Dia mengatakan persoalan ruko aset Pemkab Jember melibatkan sungai yang menjadi kewenangan provinsi dan jalan nasional yang menjadi kewenangan pemerintah. Sehingga pihaknya meminta lintas sektor tersebut melakukan penanganan secara integratif agar berbagai sisi terselesaikan.

Dia mengatakan ruko-ruko harus dibongkar karena mengalami pengeroposan di bagian pondasi sempadan sungai. Tiang cor penyangga tak lagi mampu menahan bangunan, apalagi ikatan dengan tanah lemah terbukti dari rekahannya di depan ruko. Pengosongan 21 ruko sisanya ditargetkan selesai hari ini.

"Ini harus dibongkar karena ada pengeroposan di bawah, dan itu menjadikan ini dari sisi kemanan menjadikan ini tidak scure," kata Khofifah.

Baca Juga: Pedagang Bongkar Ruko Kaliwates di Jember Sebelum Ikut Ambruk

Bupati Jember Faida mengatakan pihaknya kini fokus mengangkat puing-puing 10 ruko yang roboh agar tidak menyebabkan banjir bila volume dan kecepatan air meningkat. Bangunan ruko di dalam sungai dihancurkan dan diangkat menggunakan alat berat. Termasuk perobohan 21 ruko sisanya membuat jalan pusat perekonomian itu harus ditutup sedikitnya selama 2 minggu.

Load More