SuaraJatim.id - Permintaan masker di tengah wabah virus corona terus bertambah. Pun dengan harga jual yang mengalami kenaikan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kondisi ini turut dirasakan Eni Kusrini, seorang penjahit masker di Dusun Jaranguyang, Desa Batangsaren, Kauman, Kabupaten Tulungagung.
Perempuan empat puluh tahun ini awalnya hanya melayani pesanan masker untuk sebuah pabrik di Sidoarjo. Kekinian, ia harus menambah tenaga penjahit karena jumlah permintaan masker terus bertambah.
"Sejak lima hari terakhir ini mas. Kalau melayani pabrik, sebulan 18 ribu masker. Sekarang itu perhari 1.800 sampai 2.200 masker. Penjahit sekarang ada enam orang. Sebelumnya cuma tiga orang," jelas Eni di rumahnya, Sabtu (21/3/20).
Pemesan masker yang dibuat Eni bukan hanya masyarakat pada umumnya. Sejumlah apotik di Tulungagung Juga memesan masker padanya. Harga untuk satu pack masker isi dua puluh buah dipatok Rp 24.000.
Baca Juga: Permintaan Meningkat, Industri Masker Rumahan Tambah Tenaga Jahit
"Kalau dulu jasa jahit seratus rupiah, sekarang jadi dua ratus rupiah per masker. Biar penjahitnya juga semangat. Kalau harga untuk pabrik Rp 900," tutur ibu dua anak ini.
Sistem kerja para penjahit masker di bawah Eni ialah dikerjakan di rumah. Rata-rata satu orang penjahit menyelesaikan 250 - 300 buah masker selama sehari. Bahan masker dipasok oleh Eni. Usai dijahit, masker kemudian dikembalikan kepadanya. Sebelum dikemas, ia mengecek jahitan masker tersebut.
"Nanti kalau kolornya lepas ya kembalikan lagi (ke penjahit) biar dijahit lagi," ungkap wanita yang mulai menjahit masker sejak 2005 tersebut.
Ada dua jenis masker yang diproduksi oleh Eni. Masker seharga 900 memiliki material yang berbeda dengan yang dijual ke pasaran. Masker dengan harga 1.200 tersebut memiliki material yang berbeda.
"Saya pakai kain sbx. Kemudian di dalamnya saya kasih kapas kemudian saya jahit," sergah wanita berhijab itu.
Baca Juga: Wali Kota Minta Warga Bekasi Tunda Resepsi Pernikahan Selama Wabah Corona
Eni mengaku tidak kesulitan mencari kain sbx sebagai bahan dasar pembuatan masker di Tulungagung. Sejauh ini permintaan masker yang masuk hanya di seputar wilayah Tulungagung.
Ia tak pernah menjual atau memposting melalui media sosial. Kendati demikian, ia juga masih kewalahan dengan tingginya permintaan masker.
"Ini saja masih ada tanggungan 2.500 masker yang belum saya jahit mas," tutupnya sambil tertawa menutupi bibirnya.
Kontributor : Farian
Berita Terkait
-
Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Kebijakan Pemerintah soal Wabah Corona
-
Permintaan Meningkat, Industri Masker Rumahan Tambah Tenaga Jahit
-
Wali Kota Minta Warga Bekasi Tunda Resepsi Pernikahan Selama Wabah Corona
-
Hamilton Kurung Diri di Rumah Usai Bertemu Idris Elba, Terjangkit Corona?
-
Pemprov Jabar Sebar Sejuta Masker Virus Corona, Minta di Puskesmas
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
Terkini
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%