Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Jum'at, 24 April 2020 | 10:18 WIB
Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih M.Si Wakil Rektor (Warek) I Universitas Airlangga. (Beritajatim.com)

SuaraJatim.id - Peneliti Universitas Airlangga (Unair) yang saat ini tengah berjibaku menciptakan suatu obat penangkal virus corona disease (Covid-19) telah menemukan 5 senyawa untuk bahan bakal obat Covid-19.

Melalui juru bicara penelitian Covid-19 Unair Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih M.Si selaku Wakil Rektor (Warek) 1 Unair menyebut, 5 senyawa itu saat ini secara internal disebut ACovUnair5, yang artinya Anti Covid Unair 51,52,53,54,55. Dari kelima senyawa tersebut daya kuat yang paling kuat terdapat pada ACovUnair51.

5 senyawa itu adalah single substansis yang ditemukan oleh para Guru Besar Unair merupakan senyawa tunggal dan secara molekular docking dan dinamic sudah dilakukan uji.

“Senyawa baru ini bahkan 3 kali lebih baik daya ikatnya dari Chloroquine dan 1,5 lebih baik dari Avigan dan lima senyawa itu memiliki kemiripan dengan khasiat Chloroquine,” ungkap Prof Nyoman, sebagaimana dilansir Beritajatim.com, Kamis (23/4/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Turki Gandeng AS Kembangkan Proyek Obat Virus Corona

5 senyawa itu saat ini sudah disintesis dan tengah dalam proses uji preklinis yakni uji toksisitas. Nantinya senyawa ini akan digunakan sebagai Obat Pengembangan Baru (OPB).

OPB tersebut bisa sebagai nuklosa analog atau senyawa modifikasi DNA. Serta punya khasiat antioksidan untuk menjaga membran sel, protein hingga DNA.

“Interaksinya sebenarnya dengan enzim protiase, main protiase yang berasal dari Covid 19. Jadi kalau enzim itu punya tempat daerah pengikatan pusat atau ligan.
Daerah itu digunakan virus untuk mengikat reseptor. Jadi senyawa tersebut sifatnya mirip-mirip dengan reseptor, supaya dia terkecoh si virusnya itu,” terangnya.

Prof Nyoman pun mengatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan uji preklinis ini karena dukungan dan dorongan dari berbagai pihak.

Prof Nyoman mengatakan bahwa uji preklinis ini memakan waktu setidaknya 1 tahun, tidak termasuk uji klinis yang juga harus dilakuka agar OPB ini berkhasiat dan aman untuk dikonsumsi manusia.

Baca Juga: Dulu Pernah Ngaku Raja, Kini Nurseno Klaim Temukan Obat Virus Corona

Load More