Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 13 Mei 2020 | 16:13 WIB
Belasan pedagang di Pasar Keputran, Kota Surabaya, Jawa Timur positif virus corona berdasarkan pemeriksaan rapid test. (Antara)

SuaraJatim.id - Belasan pedagang di Pasar Keputran, Kota Surabaya, Jawa Timur positif virus corona berdasarkan pemeriksaan rapid test. Di pasar itu digelar rapid test massal, Selasa (12/5/2020) malam.

Rapid test tersebut merupakan hasil penelusuran penyebaran atau penularan COVID-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya di wilayah Pasar Keputran.

"Dari 50 pedagang yang ikut rapid test, ada sejumlah pedagang reaktif. Info yang saya dapat ada delapan pedagang, ada juga 10 pedagang atau 12 pedagang. Informasi resminya di Dinkes (Dinas Kesehatan)," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu (13/5/2020).

Dari hasil penelusuran itu diketahui ada warga yang tinggal di gang dekat Pasar Keputran yang positif COVID-19.

Baca Juga: Ini Hasil Rapid Test 33 Orang Keluarga 7 Pemudik Cilacap Positif Corona

"Makanya kita lakukan rapid test kepada pedagang sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas," katanya.

Hebi mengatakan rapid test tidak hanya dilakukan di Pasar Kembang saja, melainkan sudah dilakukan di sejumlah pasar seperti halnya Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Kembang yang dilakukan pada Rabu ini.

Sebetulnya, lanjut dia, pihaknya ingin semua pedagang pasar tradisional di Surabaya dilakukan rapid test. Hanya saja, lanjut dia, alat yang digunakan untuk rapid test di Pemkot Surabaya jumlahnya terbatas.

"Maunya setiap pasar dilakukan rapid test. Tapi alatnya tidak ada. Jadi kami menfokuskan untuk kasus-kasus tertentu saja," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, bila nantinya ada pedagang yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid ters, maka akan ditindaklanjuti dengan mengikuti tes "swab" untuk memastikan positif atau negatif COVID-19.

Baca Juga: Banyak Diragukan, Peredaran Rapid Test Biozek Dihentikan Kimia Farma

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dr Febria Rachmanita belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.

Load More