SuaraJatim.id - Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar rapid test virus corona massal. Itu dilakukan setelah menerima bantuan ribuan alat kesehatan dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI untuk penanganan COVID-19 di ibu kota Provinsi Jatim itu.
Alat-alat kesehatan (alkes) yang diterima itu terdiri atas gloves 4.000 pcs, disposable protective mask 2.000 pcs, bisposable mask (Daily Use) 1.000 pcs, 2019-nCov IgG/IgM dextection kit 10.200 pcs (rapid test) dan Infrared Temperature 30 pcs.
"Nanti kita akan rapid test di beberapa tempat," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima bantuan ribuan alkes di Balai Kota Surabaya, Minggu (17/6/2020).
Wali Kota Risma mengatakan untuk alat rapid test bakal segera didistribusikan ke daerah-daerah yang dinilai rawan COVID-19. Ia mengaku mempunyai peta sebaran COVID-19 di beberapa wilayah Surabaya mulai dari nama maupun alamat tempat tinggalnya.
Baca Juga: 990 Warga Depok Jalani Rapid Test di Pasar, 23 Orang Reaktif Corona
"Jadi kita sudah punya petanya, kan kita sudah tahu pasiennya, alamatnya di mana. Maka kita dorong yang daerah-daerah rawan, yang terutama tingkat pandeminya tinggi itu kita rapid test dulu. Nanti jika hasilnya reaktif, maka kita langsung swab," katanya.
Namun begitu, kata dia, jika setelah dilakukan swab hasilnya negatif, maka orang tersebut akan dilakukan isolasi selama 14 hari. Akan tetapi, jika pemeriksaan swab hasilnya positif, maka dia langsung dikirim ke rumah sakit rujukan untuk dilakukan perawatan intensif.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan dari hasil rapid test massal yang telah berlangsung beberapa waktu lalu, sebetulnya pada waktu pandemi banyak di beberapa tempat, saat dilakukan rapid test jumlahnya memang demikian.
Namun, kata dia, ketika lokasi yang diketahui pandeminya kecil, saat dilakukan rapid test hasilnya memang kecil.
"Jadi itu memang menggambarkan kondisinya. Setelah itu kita juga lakukan rapid test di beberapa pasar di seluruh Surabaya dan beberapa tempat yang kita anggap rawan," katanya.
Baca Juga: Tambah Stok, Dinkes Gunungkidul Buat Pengadaan 2.500 Alat Rapid Test
Menurutnya, meski hasil rapid test dinyatakan reaktif, namun belum tentu orang tersebut positif COVID-19. Karenanya, setelah dinyatakan reaktif, maka orang tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan swab untuk memastikan apakah orang itu positif COVID-19 atau tidak.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Pesawat Surabaya-Jakarta Capai Rp7 Juta di Hari Pertama Masuk Kerja
-
Harga Tiket Kapal Laut Makassar-Surabaya April 2025 dengan Jadwal Terbaru
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
-
Debut Timnas Indonesia, Joey Pelupessy Malah Kesengsem dengan Sosok Asal Surabaya
-
Pelatih Persebaya Surabaya Sorot Pentingnya Program Individu Selama Libur Panjang
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
Terkini
-
BRI Membantu UMKM Seperti Gelap Ruang Jiwa Menjangkau Pasar Global
-
Setelah Gabung dalam BRI UMKM EXPO(RT), Kini Usaha UMKM Unici Songket Silungkang Meroket
-
KBS Jadi Pilihan Destinasi Wisata di Surabaya, Fotografer Keliling Ketiban Rezeki Nomplok
-
Posko Mudik BUMN dari BRI Berikan Layanan Kesehatan dan Ruang Istirahat Saat Arus Balik Lebaran
-
Mensos Gus Ipul Pastikan Pemulihan Pasca Bencana Longsor di Jalur Pacet-Cangar