SuaraJatim.id - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A H Thony mencurigai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sengaja ingin menjadikan Surabaya menjadi episentrum virus corona seperti di Wuhan, China. Kecurigaan itu menyusul konflik mobil PCR yang diprioritaskan untuk Surabaya dialihkan ke daerah lain di Jawa Timur.
Thony khawatir akan pemikiran masyarakat Surabaya, mempunyai pandangan adanya kesengajaan Pemerintahan Khofifah Indar Parawansa, 'mendesain' Surabaya menjadi Wuhan.
"Untuk memastikan apakah (Pemerintah) Provinsi main-main dengan hal seperti itu, saya akan coba besok koordinasi dengan Provinsi, kami akan audinesi dengan beliau-beliau yang ada di sana, untuk mendapatkan penjelasan itu. Tujuannya supaya pemikiran yang ada di masyarakat, yang berkembang degan perspektif masing-masing, yang mengatakan bahwa Provinsi memang sengaja membuat Surabaya menjadi seperti Wuhan, jangan sampai itu seolah-olah adalah memang didesain. Tetapi adalah ketika memang itu ada masalah maka harus diselesaikan dengan lebih bertanggungjawab," ujar Thony pada Kontributor SuaraJatim.id, Selasa (2/6/2020) pagi.
Selain itu, Thony mempertanyakan keseriusan Pemprov Jatim menangani Covid-19, terlebih lagi di Surabaya yang menurut Pemprov Jatim, bahwa Surabaya tidak hanya zona merah, tapi sudah hitam dan darurat Covid-19. Bahkan bisa dibilang Pemprov Jatim lamban dalam membantu Kota Surabaya, untuk memerangi wabah ini.
Baca Juga: BAHAYA! Khofifah Kasih Cap Surabaya Zona Merah Tua Wabah Virus Corona
"Dari data (Swab BNPB) itu juga saya cari dari satu tempat ke tempat yang lain, dari Dinkes (Surabaya) juga masih belum menerima, kemudian saya cari data itu kepada gugus tugas dan juga gugus memberikan jawaban belum mendapatkan dari BNPB. Artinya apa? Bahwa apa yang dilakukan Provinsi terhadap test itu tidak bisa dilaporkan dengan cepat, dan saya melihat bahwa ini bagian penting yang harus kita soroti bahwa ada kelambanan dari pemerintah Provinsi di dalam membantu Kota Surabaya," imbuh legislator Partai Gerindra ini.
Selain itu, kinerja BNPB Provinsi Jatim juga dipertanyakan oleh A H Thony. Bahwa proses Swab yang ada di Surabaya tidak maksimal, dengan alasan beberapa petugas kelelahan. Ia melihat, bahwa penanganan Covid 19 di Jawa Timur, khususnya di Surabaya ini layaknya proyek dadakan.
"Kemarin kami juga melihat bahwa untuk petugas yang melakukan Swab itu capek dan sebagainya. Sehingga proses Swab tidak bisa maksimal. Oke kami menghormati sekali, dan kami bisa paham dan kami mengerti bahwa petugas-petugas itu adalah pertama melakukan tugasnya harus berkeliling Jatim. Tapi Ketika petugas itu capek, maka manajemen Provinsi dalam hal ini BNPB mestinya tidak bisa begitu capek lalu tidak bisa diteruskan (swab). Ini tidak bisa dikatakan seperti kerja borongan, yang lalu capek kemudian libur dulu. Sebab kita kejar-kejaran dangan virus yang terus bermutasi, terus berkembang, dan terus melakukan infeksi. Sementara kita mengejar dan lalu berhenti, tapi virus jalan," ungkap Thony.
Thony juga meminta, agar Pemprov Jatim cepat memberikan laporan dari pemeriksaan Swab ke Dinkes, guna meningkatkan pencegahan dari penyebaran Virus Corona ini. Bukan malah seakan-akan dihambat info tersebut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Sehingga dengan adanya itu, saya minta dengan hormat kepada BNPB Provinsi, agar segera laporan Swab bisa keluar dilakukan dengan cepat dan akurat. Dan jangan sampai ada kesan bahwa Provinsi dalam hal ini BNPB, menghambat data hasil identifikasi swab yang ada di Surabaya, ini menyandera. Kalau memang itu dilakukan jangan sandera itu, tapi harapan kami tidak ada itu.
Baca Juga: Dokter Italia Sebut Virus Corona Melemah, WHO: Tidak Ada yang Berubah!
Thony juga menjelaskan, jika kecepatan laporan dari BNPB Provinsi Jawa Timur, maka kinerja kedua Pemerintahan ini juga akan ringan, sehingga bisa bersama-sama mencari jalan keluarnya.
"Yakni dengan cara apa, menemukan masyarakat berapa jumlahnya yang kemudian adalah terinfeksi. Lalu menemukan mencari sebuah formulasi bagaimanan mengatasi permasalahn yang ditemukan itu," ucapnya.
Surabaya Zona Merah Tua Wabah Corona
Kota Surabaya menjadi daerah paling banyak terdapat pasien positif virus corona. Sebanyak 2.633 orang terjangkit corona di kota ini.
Jumlahnya setengah dari seluruh positif corona di Jawa Timur yang mencapai 4.920 orang. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi cap Surabaya sebagai kawasan zona paling merah atau zona merah tua di Jawa Timur. Hal itu dikatakannya saat update data perkembangan kasus Covid-19 di Jatim pada Senin (1/6/2020) malam.
Pada hari ini merupakan hari ketujuh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) tahap ketiga. PSBB diperpanjang lagi sejak 26 Mei hingga 8 Juni 2020.
Hingga 1 Juni 2020 pukul 21.00 WIB, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 24.737 orang (masih dipantau 4.058 orang), jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 6.687 orang (masih diawasi 3.202 orang) dan positif Covid-19 (coronavirus) 4.920 orang (masih dirawat 3.775 orang).
Surabaya hari ini bertambah 25 kasus baru menjadi 2.633 dan Sidoarjo bertambah 9 menjadi 664. Sedangkan, Gresik bertambah 5 kasus baru menjadi 178 positif.
Surabaya jika dilihat dalam peta sebaran Covid-19 di Jatim sudah berwarna hitam pekat. Ini karena jumlah kasus positif di Surabaya sudah di atas angka 1.025. Sedangkan, Sidoarjo berwarna merah tua, karena kasus positifnya di rentang angka 513-1024 kasus. Untuk Gresik berwarna merah karena kasusnya di rentang 129-256.
“Hari ini ada tambahan 95 kasus baru di Jatim. Total ada 4.920 orang yang positif Covid-19 di Jatim. Yang sembuh bertambah 45 menjadi 699 orang. Dan, yang meninggal bertambah 6 menjadi 418 orang. Semoga yang sembuh terus meningkat dan yang meninggal terus menurun. Untuk total kasus orang tanpa gejala (OTG) mencapai 18.647, 34 persen bisa terkonfirmasi positif. Ini yang harus meningkatkan kewaspadaan berlapis, karena OTG bisa menjadi carrier. Untuk Surabaya itu mungkin bukan hitam ya, tapi merah tua sekali,” katanya kepada wartawan, Senin (1/6/2020) malam.
Gubernur merinci yang positif 4.920 orang di Jatim itu terdiri dari 2.633 dari Surabaya, 85 Kabupaten Malang, 51 Kota Malang, 28 Kota Batu, 83 dari Magetan, 664 dari Sidoarjo, 110 Kabupaten Kediri, 45 Kota Kediri, 178 Gresik, 108 Lamongan, 10 Kabupaten Blitar, 3 Kota Blitar, 45 Lumajang, 43 Jember, 51 Situbondo, 17 Bondowoso, 9 Banyuwangi, 20 Pamekasan, 64 Tulungagung, 62 Jombang, 32 Nganjuk, 30 Kabupaten Madiun, 31 Ponorogo, 11 Trenggalek, 42 Bangkalan, 15 Pacitan, 60 Bojonegoro, 44 Tuban, 80 Kabupaten Pasuruan, 21 Kota Pasuruan, 91 Kabupaten Probolinggo, 19 Kota Probolinggo, 12 Sumenep, 38 Kabupaten Mojokerto, 13 Kota Mojokerto, 12 Ngawi, 5 Kota Madiun, 27 Sampang, 19 Anak Buah Kapal dan 9 status pending.
Ada 699 yang sudah terkonfirmasi negatif. Artinya, mereka sudah sembuh. Yakni, 28 dari Kabupaten Malang, 17 Kota Malang, 3 Kota Batu, 240 Surabaya, 29 Sidoarjo, 14 Gresik, 35 Lamongan, 5 Kabupaten Blitar, 2 Kota Blitar, 55 Magetan, 9 Kabupaten Kediri, 8 Jember, 7 Kota Kediri, 11 Situbondo, 27 Tulungagung, 3 Trenggalek, 16 Nganjuk, 6 Jombang, 5 Kabupaten Mojokerto, 2 Kota Mojokerto, 9 Kabupaten Madiun, 2 Kota Madiun, 4 Ngawi, 23 Lumajang, 11 Kota Probolinggo, 13 Kabupaten Pasuruan, 13 Ponorogo, 4 Bondowoso, 6 Bangkalan, 8 Pamekasan, 4 Tuban, 57 Kabupaten Probolinggo, 8 Kota Pasuruan, 3 Pacitan, 2 Sumenep, 4 Sampang, 4 Bojonegoro dan 2 Banyuwangi.
Sementara itu, ada 418 pasien yang meninggal, yakni 14 di Kabupaten Malang, 2 Kota Malang, 1 Kota Batu, 246 di Surabaya, 58 di Sidoarjo, 19 di Gresik, 3 Bangkalan, 16 di Lamongan, 8 di Kabupaten Kediri, 1 Kota Kediri, 3 di Magetan, 4 Pamekasan, 10 Bojonegoro, 4 Lumajang, 1 Kota Pasuruan, 2 Kabupaten Probolinggo, 1 Kota Probolinggo, 2 Situbondo, 5 Kabupaten Pasuruan, 2 Kabupaten Mojokerto,1 Nganjuk, 1 Banyuwangi, 3 Jember, 3 Kabupaten Blitar, 2 Jombang, 1 Ponorogo, 1 Tulungagung, 3 Tuban dan 1 Sampang.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Seru! Emil Dardak Ngobrol Bareng Suara.com, Bahas Pilkada hingga Program Unggulan
-
7 Rekomendasi Film Dokumenter Tiongkok di Vidio, Punya Beragam Topik!
-
Elektabilitas Unggul Jauh dari Pesaingnya, Pengamat Ingatkan Ini untuk Pasangan Khofifah-Emil
-
Elektabilitas Khofifah-Emil Dardak Sulit Dikejar di Pilkada Jatim, Angka Aman Tapi Tetap Harus Diwaspadai
-
3 Srikandi Bersaing di Pilkada Jatim 2024: Siapa Bakal Jadi Pemenang?
Tag
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
Terkini
-
Pemkot Surabaya Turun Tangan Dampingi Siswa SMAK Gloria yang Dipaksa Ivan Sugianto Menggonggong
-
Misteri Tewasnya Siswi MI Banyuwangi, Diduga Jadi Korban Pemerkosaan
-
Pengamat Unair Soroti Undecided Voters Survei Litbang Kompas: 50 Persen Sudah Tentukan Pilihan
-
Pilgub Jatim Masih Dinamis, Hasil Survei Terus Bergerak
-
Foto Penangkapan Ivan Sugianto Viral, Warganet Sempat Curiga Ada yang Aneh