Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito
Jum'at, 05 Juni 2020 | 12:13 WIB
Foto sebagai ilustrasi pemakaman. (Suara.com/Bagaskara Isdiansyah).

SuaraJatim.id - Wanita hamil berstatus positif Covid-19 meninggal. Tak lama kemudian ayah dan ibu berstatus PDP juga meninggal.

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

Laporan Jatimnet -- jaringan Suara.com, Jumat (5/6/2020), wanita hamil yang meninggal dinyatakan positif Covid-19. Hal tersebut disampaikan DW (27) anggota keluarga.

BACA JUGA: Ya Allah! RSUD Tangerang Tolak Rawat Istri Driver Ojol yang Positif Corona

Baca Juga: Gubernur Sulsel: Jangan! Jenazah PDP Negatif Dibawa ke Pemakaman Covid-19

"Kalau yang positif Covid-19 satu keluarga itu tidak benar. Kakak memang meninggal dinyatakan positif Covid-19 karena sudah di swab. Kalau mama dan papa berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan)," kata DW, seperti dikutip dari Jatimnet.

DW merupakan bungsu dari tiga bersaudara, yang meninggal adalah kakak pertamanya.

Kronologi: bermula dari kakaknya yang hamil delapan bulan memeriksakan kandungan ke salah satu rumah sakit di Surabaya Utara

Kisah duka keluarga DW bermula pada pertengahan Mei 2020.

Kakaknya yang hamil delapan bulan memeriksakan kandungan ke salah satu rumah sakit di Surabaya Utara.

Baca Juga: Pemeriksaan Corona Berubah, Sejak Awal Warga Kedung Turi Reaktif COVID-19

Sepulang dari sana suami kakaknya jatuh sakit. Tidak lama iparnya itu berhasil sembuh dengan sendiri. Tetapi tidak berselang lama setelah itu justru sang kakak yang sakit.

"Seingat saya tanggal 19 Mei, kakak tak enak badan, terus dibawa ke RS Pura Raharja. Di situ di rapid tes dan hasilnya negatif, kemudian pulang," katanya.

Namun sepulang itu kondisi kakak DW tidak kunjung membaik. Bahkan ada gejala sesak nafas. Sang kakak pun lantas di bawa ke Rumah Sakit Port Health Centre (PHC) Surabaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Tanggal 25 (Mei), saya antar ke Rumah Sakit PHC, kemudian disuruh rawat jalan," terangnya.

Sehari sebelumnya, saat sang kakak mendapat perawatan, kondisi kesehatan ibunya juga menurun. Seingatnya waktu itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Karena tidak enak badan, mama DW lantas memeriksakan diri ke Rumah Sakit RKZ Surabaya.

Di sana ia lantas mendapati rawat jalan dan iinfus. "Besoknya kembali lagi ke IGD (RKZ), kemudian disuruh isolasi mandiri di rumah," terangnya.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Melawan Disebut Jadi Zona Hitam Wabah Corona

Sementara itu keadaan kakak DW juga tidak kunjung membaik. Tanggal 26 Mei 2020, ia dibawa kembali ke RS PHC Surabaya. Kondisinya terus menurun. Bahkan sehari setelahnya kakak DW dikabarkan mengalami gagal napas dan dibantu ventilator.

Tanggal 29 Mei mama DW minta di pesankan taksi daring untuk menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. "Saya tidak dibolehin antar takut ketularan drop. Papa menyusul siangnya dijadikan satu ruangan di RSI," kata dia.

Setelah bergantian masuk ruang perawatan, duka datang bagi keluarga DW. Satu persatu anggota keluarganya meninggal dunia. Tanggal 30 Mei 2020 papa DW lebih dahulu meninggal dunia. Padahal ia baru saja dirawat. Belum sempat diswab.

Sehari berselang kakak DW dikabarkan meninggal dunia pada 31 Mei 2020. Setelah sempat menjalani operasi pengeluaran janin sehari sebelumnya. Usai kondisinya terus menurun, janin kakak DW dilaporkan tidak berdenyut lagi.

Kemudian tanggal 2 Juni 2020 giliran mama DW meninggal dunia. "Papa-mama belum sempat swab. Jadi, meninggal berstatus PDP (pasien dalam pengawasan)," bebernya.

Suami mendiang kakak DW isolasi mandiri bersama anak yang berusia 17 bulan

Kekinian, suami kakak DW harus menjalani isolasi mandiri bersama anaknya yang masih berusia 17 bulan di salah satu hotel di Surabaya. Anak suami dan kakak DW yang meninggal tersebut pun sempat dilakukan rapid tes, dan hasilnya reaktif.

Kendati sedih, DW dan keluarga mengaku pasrah dan rela atas takdir Allah tersebut. Ia yakin ketiga orang yang dicintainya itu husnul khatimah. "Pesan saya tetap selalu sama. Covid 19 itu nyata dan sangat jahat. Banyak yg menganggap remeh atau mungkin menyepelekan, tapi virus ini benar benar ada dan enggak bisa dianggap remeh. Jadi harus sadar akan kesehatan, kebersihan dan kalau memang tidak perlu kemana mana lebih baik dirumah saja," tandasnya.

Load More