SuaraJatim.id - Tak hanya menyoal gedung bangunan, persiapan menyambut New Normal juga dilakukan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ulum Kabupaten Blitar hingga ke menu santap para santri. Ponpes Nurul Ulum tak ingin santrinya mengonsumsi makanan mengandung MSG.
Caranya, 24 warga yang bekerjasama menyediakan camilan untuk santri telah membuat MoU dengan pondok yang isinya berupa perjanjian memasak makanan tanpa MSG. Bahkan, dalam satu diktumnya menyebut warga siap dipidanakan jika diketahui membubuhkan MSG di camilan para santri.
"Jadi kami benar-benar menyiapkan agar santri bisa fit dan imunnya terjaga. Camilannya murni diramu dengan empon-empon. Untuk sarapan dan makanan, kami juga memasak dengan sayur yang segar dan tanpa MSG. Micin itu lho mas. Dan itu disiapkan pagi dan sore. Jadi makanan itu masih anget gitu lho mas," kata pemimpin Ponpes Nurul Ulum KH Agus Muadzin saat ditemui Suara.com pada Rabu (10/6/2020).
Lalu bagaimana dengan kedatangan para santri?
Pria berusia 51 tahun itu menjelaskan tiap santri harus dikarantina di rumah masing-masing selama 14 hari. Hal itu dikuatkan dengan surat pernyataan yang dibuat santri dan diketahui Wali santri serta ketua RT. Surat itu lalu diserahkan ke pondok.
Setelah menyerahkan surat pernyataan, santri tak langsung bisa masuk pondok. Mereka masih harus melewati karantina di gedung khusus selama dua puluh hari. Setelah sehat baru diperbolehkan masuk.
Tak hanya itu, demi menjaga jarak, ruang kelas yang ada nantinya juga akan dimanfaatkan untuk tempat tidur santri. Jaraknya sekitar 1,5 meter tiap santri.
Jika ada santri yang tak sehat, maka akan dilakukan karantina melalui kerjasama dengan pihak medis. Hal ini juga berlaku untuk para ustaz dan ustazah pondok. Untuk mempersiapkan semuanya, pihaknya mengeluarkan anggaranlebih dari Rp 100 juta.
"Anggaran kami dari iuran para wali santri dan donatur. Namun selama pondok pesantren masih mampu, kami tidak akan meminta tambahan. Selain iuran, juga ada infaq. Kami gunakan itu juga membantu santri yang mohon maaf, kurang mampu," jelasnya.
Baca Juga: Jelang Era New Normal Ponpes Nurul Ulum Blitar Siapkan Gedung Baru
Agus menambahkan, pembelajaran ditengah pandemi ini juga berdampak pada budaya di dalam pondok. Santri yang biasanya bisa makan bersama dalam satu piring, untuk sementara ditiadakan. Padahal salah satu pembelajaran yang bisa dipetik di lingkup ponpes ialah kebersamaan.
"Tapi untuk sementara memang ditiadakan. Kan nggak apa-apa sementara. Nanti kalau sudah dicabut baru bisa mulai lagi," katanya.
Kontributor : Farian
Berita Terkait
-
Jelang Era New Normal Ponpes Nurul Ulum Blitar Siapkan Gedung Baru
-
Jelang New Normal, Pesantren Al Falah Ploso Siapkan Pola Hidup Baru
-
Soal New Normal di Pondok Pesantren, Begini Penjelasan Kemenko PMK
-
Wapres Ma'ruf Amin Sebut Pesantren Lebih Aman Dibuka Ketimbang Sekolah
-
Ma'ruf: Pemerintah Akan Bantu Pesantren Beroperasi di Tengah New Normal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Nostalgia Bareng Bryan Adams di Jakarta, Beli Tiket Lebih Mudah lewat BRImo!
-
Wisata Bisa Jadi Mesin Uang Baru untuk Daerah, DPRD Jatim Beri Tips Jitunya
-
Antisipasi PHK, DPRD Jatim Usulkan Pelatihan Kerja Digital untuk Gen Z dan Milenial
-
Uang Gratis untuk Belanja, DANA Kaget Edisi Darurat Hadir: Klaim Sebelum Terlambat
-
5 Fakta Kelam Tragedi Simpang Club Surabaya Menjelang Hari Pahlawan 10 November