Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Ummi Hadyah Saleh
Kamis, 25 Juni 2020 | 12:29 WIB
Untuk pertama kali di tengah pandemi Presiden Jokowi kunker ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

"Angka 183 kemarin ini terbanyak di Indonesia, jadi hati-hati. Oleh karena itu saya minta dalam waktu dua minggu pengendaliannya betul-betul kita lakukan sama-sama dan terintegrasi dari semua unit," ucap Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa koordinasi antar wilayah harus dilakukan sampai ketingkatan bawah. Semua jajaran harus bersama-sama melakukan manajemen krisis untuk bisa mengatasi dan menurunkan angka kasus positif virus corona.

"Yang paling penting ada kerja sama baik, ada sinergi antar manajemen yang ada," ujarnya.

Jokowi juga tak menampik kalau Surabaya Raya menjadi tempat penyumbang kasus yang cukup banyak di Jawa Timur karena wilayah aglomerasi. Di mana ketiga wilayah saling berkaitan dalam perputaran ekonominya.

Baca Juga: Jokowi Kasih Waktu 2 Pekan Khofifah Turunkan Covid-19 Jatim, Jika Tak Bisa?

"Ini harus di jaga, dikendalikan terlebih dahulu. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen dan Kota yang lain. Karena mobilitas itu yang masuk bukan hanya dari Surabaya tapi daerah juga ikut terpengaruh naik dan turunnya angka Covid-19 ini," kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi meminta kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan seluruh kabupaten kota di Jatim untuk bisa bersinergi dalam menurunkan angka kasus positif Covid-19. Ia akan menunggu dalam waktu dua pekan ke depan untuk hasilnya.

"Saya ingin lihat dua minggu setelah ini, ada progres yang baik atau tidak terima kasih," pungkas Jokowi.

Load More