Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 29 Juni 2020 | 18:12 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sujud minta maaf di depan dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya. (TimesIndonesia)

Menanggapi keluhan tersebut, Wali Kota Risma langsung meminta supaya pasien itu dikeluar.

"Kalau memang tidak bisa diklaim ke BPJS, silahkan klaim kepada kami. Sejak awal saya sudah sampaikan itu," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita memastikan pihaknya setiap hari selalu rutin melakukan koordinasi kepada semua rumah sakit di Kota Surabaya.

"Kenapa kami melakukan itu setiap hari? Karena tidak semua rumah sakit entry data pasien, sehingga kami harus mendatangi rumah sakit itu setiap harinya, yang mana sering tidak entry data dan yang mana yang tidak tepat waktu melaporkan pasiennya," ujarnya.

Baca Juga: Video Lengkap Wali Kota Risma Bersujud di Kaki Ketua IDI Surabaya

Feny mengakui, koordinasi itu terkadang tidak langsung dengan direksinya, namun dengan perawat atau dokter jaganya. Lantaran itu, Feny menyatakan, bahwa tidak benar jika ada tuduhan miring tentang tidak adanya koordinasi antara Dinkes dengan pihak rumah sakit.

"Kalau tidak koordinasi, pasti kami tidak punya data," katanya.

Ia juga menjelaskan, jika dinkes harus tahu tentang data pasien untuk kepentingan tracing yang dilakukannya setiap hari. Dengan masifnya tracing itu, maka penularan virus tersebut bisa segera dicegah.

"Kami juga punya data bahwa saat ini ada sebanyak 429 tempat tidur kosong di 50 rumah sakit di Surabaya, kami tahu karena kami keliling ke rumah sakit itu," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Risma sempat meminta maaf dan melakukan sujud di depan anggota IDI Surabaya di Balaikota, setelah IDI melaporkan adanya pelanggaran terhadap protokol kesehatan, oleh warga Kota Surabaya.

Baca Juga: Detik-detik Wali Kota Risma Sujud Minta Maaf di Kaki Dokter IDI Surabaya

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More