Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Senin, 29 Juni 2020 | 19:39 WIB
Ilustrasi (Suara.com/Andhiko Tungga Alam)

SuaraJatim.id - Gadis remaja berusia 14 tahun berinisial N di Denpasar, Bali, diperkosa secara berturut-turut hingga hamil dan kekinian sudah melahirkan.

Dia kali pertama diperkosa oleh sepupunya hingga hamil. Setelah ia menikah, N kembali diperkosa oleh ayah mertuanya yang berusia 55 tahun berinisial I Made Y.

Kasus bejat yang dilakukan sang mertua terjadi di sebuah rumah di wilayah Pedungan Denpasar pada Rabu (29/4) sekitar pukul 03.00 dini hari. Pelaku diperkosa di dalam kamar saat sedang sendirian.

"Pelaku menyetubuhi korban secara paksa saat korban sedang tidur sendiri dalam kamar," kata Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi, Senin (29/6/2020), seperti dikutip dari Beritabali.com.

Baca Juga: Dalih Istri Ogah Layani di Ranjang, Gadis SMP Berkali-kali Diperkosa Ayah

Menurut Iptu Sukadi, saat melaporkan kasusnya ke Polresta Denpasar, korban didampingi pihak P2TP2A Denpasar.

Ketua P2TP2A Denpasar Luh Anggreni mengakui, korban sebelumnya juga sempat diperkosa sepupunya sendiri.

Perkosaan terjadi saat korban tinggal satu rumah dengan sepupunya, yang kebetulan ditinggal sang ayah ke Pulau Jawa.

Setelah diperkosa oleh sepupu yang masih di bawah umur itu, korban hamil. Keduanya dinikahkan meski masih di bawah umur.

"Setelah anaknya lahir dilakukan upacara adat kecil untuk pengesahan kelahiran bayinya. Selanjutnya, kedua anak (korban dan pelaku) ini tinggal pisah kamar dan tdak saling bicara," terang Anggreni ke wartawan, Senin (29/6).

Baca Juga: Setelah Diperkosa Sepupu hingga Hamil, Remaja 14 Tahun Disetubuhi Mertuanya

Tapi setelah sebulan melahirkan anak dari hasil hubungannya dengan sang sepupu, kini korban kembali diperkosa oleh sang mertua.

"Mertua yang juga merupakan uwak atau paman si korban. Korban diperkosa tengah malam saat tidur, saat korban tertidur," bebernya.

Di dalam kamar korban yang sendirian itu sempat melawan dan menendang mertuanya. Tapi karena tenaga mertuanya kuat, perkosaan itu akhirnya terjadi sehingga korban trauma berat.

"Anak ini sekarang trauma berat. Dia selalu takut, bengong dan marah. Dia curhat sama konselor puskesmas tempat dia periksa kandungan. Konselor langsung lapor ke kami P2TP2A Denpasar," ujarnya.

Menurut Anggreni, pihaknya cukup lama meyakinkan pihak keluarga agar kasus ini segera dilaporkan. Hal ini dikuatkan dari  keterangan psikolog kami.

"Kami kasih sedikit pemahaman hukum agar ibu korban yakin. Akhirnya kemarin kami laporkan ke Polresta Denpasar."

Load More