Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 22 Juli 2020 | 14:05 WIB
Ribuan kelelawar bersarang di ruang kelas SMA Islam Temayang Kabupaten Bojonegoro. (Suara.com/Andri)

SuaraJatim.id - Ribuan kelelawar bersarang di ruang kelas SMA Islam Temayang Kabupaten Bojonegoro. Kelelawar itu bersarang ditinggal semenjak libur Covid-19.

Meski tidak menyerang, keberadaan hewan tersebut sangat menggangu, Rabu (22/7/2020). Pasalnya tinja hewan itu sangat menggangu kenyamanan.

Jika sekolahan kembali difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar siswa, tinja itu bakal mengganggu.

Petugas keamanan SMA Islam Temayang Suprianto (29) mengatakan setelah terakhir kali dibersihkan tinja kelelawar sempat terkumpul sampai 3 karung.

Baca Juga: Ditinggal karena Wabah Corona, Sekolah di Bojonegoro Jadi Sarang Kelelawar

"Ada 8 ruangan yang dihuni kelelawar. Yakni kelas VII B, VIII B dan VIII C, ruang osis, VII A, kantor SMA Islam dan kantor SMP Islam, serta ruang guru. Minggu kemarin setelah kami bersihkan tinja hewan itu terkumpul 3 karung," jelasnya.

Karena itu pihaknya meminta bantuan dari Dinas Damkar untuk mengusir kelelawar-kelelawar tersebut.

Kepala Bidang Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Bojonegoro, Teguh Aris mengatakan bahwa 5 anggota telah diterjunkan untuk mengusir hewan pengganggu tersebut.

"Setelah lebih 3 jam kami berhasil mengusir ribuan kelelawar. Lalu supaya kelelawar tidak kembali, untuk sementara kami beri ranting pohon yang berduri,"

Sebelumnya, sebuah sekolah di Kabupaten Bojonegoro jadi sarang kelelawar selama ditinggal siswanya belajar di rumah. Itu karena pandemi virus corona.

Baca Juga: Kelelawar DIsebut Punya Petunjuk Perawatan Bagi Pasien Covid-19

Sejak 16 Maret 2020 lalu, seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah terpaksa diliburkan. Ada beberapa ruang kelas yang disarangi ribuan kelawar. Kelelawar itu berbelantungan di genting.

Sekolah itu adalah SMA Islam Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Itu sebabnya, sejumlah ruangan tersebut nampak angker.

Petugas keamanan SMA Temayang, Suprianto S (29) mengatakan bahwa sebelum-sebelumnya tidak pernah ada kelelawar.

"Baru setelah libur pada 16 Maret 2020, ribuan kelelawar hinggap di dalam ruangan bagian atas," jelasnya.

Menurutnya keberadaan hewan ini sangat mengganggu, karena kelelawar sering membuang tinja di lantai dan menyebarkan aroma tak sedap.

"Jika kegiatan belajar mengajar aktif kembali pasti ruang ini akan sangat menggangu. Sebab itu kami langsung meminta bantuan dari Dinas Damkar Pemkab Bojonegoro untuk mengusir kelelawar ini," tambahnya.

Kontributor : Andri Yanto

Load More