Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 29 Juli 2020 | 12:01 WIB
Hesti dan suaminya, Sainuddin yang menjadi pelaku kasus pembunuhan Kartini. (Beritajatim/Ist).

“Gunting awalnya digunakan untuk mengancam korban, supaya diam. Tapi korban terus meronta-ronta dan berteriak-teriak,” terangnya.

Karena panik, Sainuddin akhirnya menusukkan benda itu ke pinggang Kartini. Kena tusukan pertama, korban tak malah diam, justru makin meronta. Karena korban tak mau diam, akhirnya Sainuddin menusukkan gunting dengan membabi-buta hingga korban tak bergerak.

“Pelaku tak ingat, berapa kali menusuk korban,” kata dia.

Setelah korban dipastikan tak bergerak, Sainudin lantas menuju dapur untuk mencuci tangan dan gunting yang berlumuran darah. Sedangkan Hesti mengambil perhiasan emas, uang dan dua ATM. Usai mendapatkan yang diinginkan pasutri tersebut kembali ke kamar indekosnya.

Baca Juga: Sekongkol Bunuh Bos Panti Pijat, Hesti dan Suami Kabur ke Bali

Sebelum melarikan diri, pasutri itu sempat mengembalikan mobil taksi ke garasi dan pamit pulang kampung. Sementara itu Hesti mencari mobil travel untuk kabur ke Bali. Malamnya, pasutri itu naik travel yang berkantor di Desa Semambung, Gedangan, dengan tujuan Bali. Tapi mereka tidak sempat membawa barang di kamarnya.

Sebelum tertangkap  Unit Reskrim Polsek Waru dan Unit Resmob Satreskrim Polresta Sidoarjo, di pulau Dewata itu, keduanya sempat mengambil uang Rp 60 juta dari ATM korban untuk hura-hura di Bali.

“Sebelum kabur ke Balikpapan, pasutri ini ditangkap oleh anggota Unit Reskrim Polsek Waru dan Unit Resmob Satreskrim Polresta Sidoarjo,” tegas mantan Kasatreskrim Polres Jombang itu.

Load More