Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 19 Agustus 2020 | 19:18 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Suara.com/Dimas)

SuaraJatim.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membawa pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat meresmikan gedung sekolahan SMPN 62 Surabaya. Pesan itu disampaikan di depan kepala sekolah.

Disampaikan Wali Kota Risma, saat pidatonya di acara peresmian Gedung SMPN 62, Rabu (19/8/2020) sore, bahwa sudah saatnya guru untuk membentuk murid, bukan hanya menjadi pintar, tapi tangguh terutama dalam kedaulatan.

"Saya sampaikan pesan Bu Megawati, kalau bisa memperkuat kedaulatan pangan, jangan sampai kalah dengan Thailand dan Vietnam," ujarnya di dalam pidatonya.

Untuk mempersiapkan kedaulatan tersebut, Risma menyarankan guru-guru untuk tidak hanya menjadikan murid pintar tapi membentuk pondasi menjadi SDM yang lebih kuat.

Baca Juga: PT LIB Tak Mendesak Persebaya dan Barito Putera Segera Tentukan Markas

Dalam hal ini, Risma memberikan contoh dirinya sendiri. Meski pada waktu sekolah SMP dia bersekolah di sekolahan yang banjir, yakni SMPN 10, dia tak berkecil hati.

"Pernah saya waktu sekolah, besok jika masih banjir libur sekolahnya, ada yang sekolahnya masih banjir sekarang? Kepala Sekolah SMPN 10 ada? Banjir pak? Enggak banjir sekarang. Ya Allah sing jenenge banjir iku sembarang kalir metu (yang namanya banjir Itu semuanya keluar)," imbuhnya.

Meski waktu itu dia bersekolah di tempat banjir, ia juga mendorong semangat guru-guru yang datang, untuk membentuk siswa menjadi murid yang kuat dan tangguh, agar bisa bersaing dengan SDM dari luar.

"Saya, satu-satunya Wali Kota yang bicara di forum PBB, di depan Kepala Negara seluruh Dunia, yang sekolahnya banjir itu tadi. Jadi bisa, sekarang kita enggak usah ngomong kekurangan kita," ungkapnya.

Sembari ia berpamitan pada para guru, karena masa jabatannya habis pada Februari 2021, Risma sempat menceritakan tentang dirinya mendapatkan kesempatan menjadi menteri dari Ketua umum PDI Perjuangan.

Baca Juga: Surabaya Kembali Zona Merah COVID-19, Oranye Cuma Bertahan 2 Pekan

Namun permintaan menjadi menteri dari Megawati ia tolak, ia beralasan ingin selesaikan tugas menjadi Wali Kota Surabaya.

"2019, saya ditawarin menteri, (saya jawab) enggak bu, saya belum selesai, kalau saya niat kejar jabatan, pasti saat itu saya ambil, wong saya kurang 1 tahun," ungkapnya.

Meski begitu, Risma menyarankan guru dan kepala-kepala sekolah yang datang, untuk tak berpuas diri.

"Kita tidak boleh merasa diri kita paling, kalau kita merasa diri kita paling kita pasti akan berhenti," ujarnya.

Selain itu, ia meminta agar para guru, juga mampu mengarahkan anak yang membutuhkan perhatian khusus, seperti anak autisme.

"Some day omongan saya betul atau nggak buktikan, bahwa anak autisme dibutuhkan ilmunya untuk masa depan, Tuhan tidak mungkin menciptakan tanpa tujuan, tidak mungkin," pungkasnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More