SuaraJatim.id - Seorang ibu muda bernama Gusti Ayu Arianti (23) di Pajang Barat Kota Mataram telah kehilangan bayi yang dikandungnya. Bayi dari kehamilan yang kedua itu akhirnya meninggal dalam kandungan karena sang ibu harus ikut prosedur rapid test.
Salah satu dari dua rumah sakit yang dituju, mengatakan kalau janin sudah meninggal dalam kandungan satu minggu yang lalu.
Yudi Prasetia, sang suami seperti dikutip Suara.com dari Beritabali.com, menceritakan peristiwa ketika istrinya harus kehilangan bayi yang dikandungnya.
Menurutnya, peristiwa itu bermula saat dirinya membawa sang istri yang hendak melahirkan ke RSAD Kota Mataram pada Selasa (18/8) lalu.
Namun karena belum menjalani rapid test, proses bersalin belum bisa dilakukan. Sementara di RSAD, alat rapid test diinformasikan tidak tersedia.
"Saya akhirnya membawa istri saya ke Puskesmas Pagesangan, sekitar pukul 08.30 WITA," kata Yudi Prasetia di rumahnya di Pajang Barat Kota Mataram, Rabu kemarin.
Saat dibawa ke ke Puskesmas Pagesangan, sang istri juga tidak dengan segera mendapatkan penanganan. Sementara Ayu sudah merasakan pecah air ketuban.
"Yang saya sesalkan, petugasnya suruh saya tenang. Katanya gak mungkin air ketuban habis," ujar Yudi.
Rapid test yang dijalani Ayu baru keluar pada pukul 13.00 WITA dengan hasil non-reaktif.
Baca Juga: Bayi Perempuan Ditemukan Meninggal di Tempat Sampah di Sleman
Yudi akhirnya memutuskan membawa sang istri ke RS Permata Hati, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Puskesmas Pagesangan.
Tenaga perawat di RS yang dituju menyarankan agar Yudi ke PMI mencari donor darah. Pasalnya, sang istri harus menjalani operasi untuk proses bersalinnya. Karena dugaan detak jantung melemah.
"Yang membuat Tyang kecewa, usai operasi bayi keluar sudah dalam kondisi meninggal dan rumah sakit bilang kalau bayi Tyang itu sudah seminggu lalu meninggalnya," kata Yudi sedih.
Yudi menjelaskan, kalau bayinya masih bergerak saat dibawa ke RS.
"Di atas mobil, bayinya masih nendang-nendang perut ibunya," ujarnya.
Yudi menyesalkan prosedur rapid test yang lama.
Berita Terkait
-
Respons Dedi Mulyadi Dapat Laporan Bayi Meninggal di RSUD Linggajati
-
Kasus Bayi Meninggal di RSUD Linggajati Kuningan, Dedi Mulyadi Desak Bupati Ambil Tindakan Tegas
-
Hotman Paris Gugat Kasus Bayi Meninggal di RSUD Linggajati, Dedi Mulyadi: Itu Wewenang Bupati
-
Hotman Paris Desak Kang Dedi Mulyadi Copot Direksi RSUD Linggajati Terkait Kasus Bayi Meninggal
-
Viral! Ayah Orasi Depan RSUD Karawang: Gaji dari Negara, Kok Bayi Saya Meninggal?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Dua Tersangka Tambang Ilegal di Hutan Bojonegoro Diciduk
-
Pecah Rekor! Misi Dagang Khofifah di Banjarmasin Hasilkan Transaksi Rp 1,6 Triliun!
-
Tour Leader Ini Kena Blacklist di Semeru Karena Loloskan Pendaki Ilegal
-
Gubernur Khofifah Silaturahmi Bersama Masyarakat Kalsel Asal Jatim: Kolaborasi Ekonomi Kebangsaan
-
G30S PKI: Strategi Kiai Paiton Lawan Komunis, Perang Spiritual dan Taktik Intelijen Santri