SuaraJatim.id - Wali Kota Malang Sutiaji ancang-ancang membuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di wilayahnya. Hal itu diklaim atas permintaan wali siswa sendiri.
Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar melakukan pelacakan (tracing) terhadap guru dan siswa dengan swab test (tes usap) sebelum membuka kembali sekolah.
Wali Kota Sutiaji menganggap hal itu tak perlu dilakukan di wilayahnya. Alasannya berat di ongkos (biaya).
"Sudah ada jajak pendapat. Kami ambil sampling di SMPN 8 itu lebih dari 74 persen (wali siswa) meminta (KBM) tatap muka. Tentunya guru harus rapid test dulu," kata Wali Kota Sutiaji ditemui di DPRD Kota Malang, Senin (24/8/2020).
Baca Juga: Jenazah Covid-19 Dicium, Wali Kota Malang Libatkan Polisi Lakukan Tracing
"Kalau swab test itu biayanya Rp 1 juta lebih. Jumlah siswa di Kota Malang 157 ribu lebih," lanjut dia.
Maka, lanjut dia, cukup yang dites pelacakan Covid-19 tenaga pendidik atau guru. Sedangkan bagi siswa perlu dikuatkan tentang imunitas atau daya tahan tubuh.
Juga penting saat KBM tatap muka, sekolah menerapkan secara disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Tetap kita pakai protokol Covid-19, sekolah harus tetap menerapkan protokol kesehatan, yang belum sehat tidak boleh masuk. Dipersiapkan dulu," pungkasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan laporan Satgas Covid-19 Pemkot Malang, jumlah konfirmasi positif di Kota Malang per 23 Agustus 2020 mencapai 1061 kasus.
Baca Juga: Viral Warga Malang Cium Jenazah Probable Covid-19, Sutiaji Akui Kecolongan
Sejumlah 643 dinyatakan sembuh dan 84 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan 334 dalam pemantauan atau perawatan.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika mengkritik rencana Wali Kota Sutiaji membuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Legislatif khawatir jika muncul kluster baru penyebaran Covid-19 di sekolah.
"Dilema sekali permasalahan ini. Kalau kami menyarankan harus benar-benar dikaji dan harus dengan pertimbangan yang matang. Sebab, ada UU Perlindungan Anak di situ," ujar Made.
Made berharap agar rencana tersebut dipersiapkan serius untuk menghindari penularan virus dan menambah catatan kasus terkonfirmasi positif yang kini telah mencapai 1.061 kasus, 84 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan 643 telah dinyatakan sembuh.
"Jangan sampai ada kluster baru dan ada korban anak tertular Covid-19 di sekolah," tutup politisi PDI Perjuangan ini.
Kontributor : Aziz Ramadani
Berita Terkait
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
BRI Hadir di GFL Series 3, Bukti Nyata Komitmen Ikut Membina Generasi Muda
-
Tinjau Normalisasi Sungai di Pamekasan, Gubernur Khofifah Pastikan Daya Tampung Air Kembali Normal
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang