SuaraJatim.id - Mutasi virus corona atau SARS-CoV-2 rupanya sudah mulai bikin ketar-ketir Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya. Kekhawatiran tersebut tak berlebihan mengingat jika Covid-19 bermutasi maka akan muncul potensi baru penularan dan kematian.
Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi mempercayai virus corona bisa bermutasi. Oleh sebab itu sebagai rumah sakit rujukan utama bagi pasien Covid-19 ingin ada laboratorium baru yang digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Joni berpendapat semakin lama virus akan semakin pintar atau beradaptasi. Bentuk virus corona yang berupa RNA dengan single-stranded memudahkan proses mutasi.
"Jadi semakin lama virus akan makin pintar menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dalam artian supaya bisa menyakiti orang itu. Teorinya kalau virus masuk dalam satu komunitas lama-lama virusnya kalah, dari kekalahan itu dia sadar diri dan akhirnya merubah diri," ujarnya, Jumat (4/9/2020).
Baca Juga: Setelah Jatim, Kaltim Urutan Kedua Kasus Kematian Covid-19 Tertinggi
Joni melanjutkan, mutasi virus juga bisa berpengaruh pada gejala tiap pasien. Misalnya ada pasien yang kehilangan penciumannya namun tidak demam, atau bisa juga sebaliknya. Hal itu bisa dipengaruhi oleh susunan protein RNA virus yang berubah akibat mutasi sel.
"Kayak Si A dan si B kan ada pasien kehilangan baunya nonjol sekali, atau ada panasnya yang nonjol sekali. Ada juga yang tidak panas, mungkin strain-nya beda, virusnya mutasi," katanya.
Untuk bisa mendeteksi adanya mutasi virus, Joni meminta kepada Gubernur Jatim agar bisa menyediakan Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Hal ini berguna dalam perawatan pasien bisa lebih efektif dan efisien. Selain itu juga bermanfaat untuk perkembangan penelitian secara global.
"Karena RSU dr Soetomo kan rumah sakit pendidikan, dan kita upayakan untuk mendapatkan laboratorium yang namanya BSL-3 dengan tes kultur. Dengan kultur itu kita akan mengetahui oh ini beda, kalau beda kemungkinan bisa mermutasi, protein-proteinnya itu. Ada 4 protein itu akan beda susunannya atau profilnya," ujarnya.
Namun, kata Joni, sampai saat ini kebenaran mengenai mutasi virus di Jatim belum bisa dipastikan apakah memang ada. Untuk itu masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan.
Baca Juga: KSAD ke Jatim Tujuannya Untuk Belanja Masalah Covid-19
"Kita tidak punya kemampuan kultur, yang ada di ITD Unair. Itu pun harus sequencing, dicek satu-satu. Nah makanya ke depan kami harap disupport oleh gubernur untuk punya alat seperti itu. Orang-orang juga harus lebih hati-hati patuh protokol kesehatan," katanya.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Biden Positif COVID-19, Pertanyaan Muncul Tentang Pencalonan Ulang
-
Jalankan Tugas Presiden, Kamala Harris Gantikan Biden yang Sedang Terkena COVID-19
-
BREAKING NEWS: Presiden Biden Positif COVID-19 di Usia 81 Tahun, Gedung Putih Beberkan Kondisinya
-
Aksi Demonstrasi Gugat Regulasi Pemerintah soal Pembatasan Covid di China
-
10 Aturan Terbaru Perjalanan Domestik, Soal Prokes hingga Vaksin
Tag
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Pilkada Situbondo: Petahana Ucapkan Selamat, Akui Kekalahan?
-
Terungkap! Rahasia di Balik Pembunuhan Sadis yang Menggemparkan Gresik
-
Komisi E DPRD Jatim Soroti Fenomena Guru Takut Dipolisikan
-
Kebakaran Panti Pijat Emperor Spa Surabaya, 2 Terapis Sesak Napas
-
Tim Khofifah-Emil Rekap Dokumen C Hasil dari Saksi, Sama dengan Quick Count?