SuaraJatim.id - KemenPPPA mengatakan perkawinan anak yang terjadi di Lombok diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Kenapa?
Dua remaja di Lombok dinikahkan karena pulang terlambat. Perkawinan remaja berusia 12 tahun itu pun viral di media sosial.
Menanggapi ini Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan, KemenPPPA Rohika Kurniadi melihat kasus ini dan kasus lain yang serupa sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Ketika posisi itu (pernikahan) orangtua anaknya nggak belajar pacaran mulu, itu realita di masa pandemi di beberapa daerah menjadi sesuatu yang menggoyahkan perspektif perkawinan anak," ujar Rohika saat dihubungi suara.com, Kamis (17/9/2020).
Pembelajaran jarak jauh kata Rohika di kota, desa, geografis, dan daerah berbeda-beda. Praktiknya tidak mudah, dari yang tadinya belajar di sekolah memakan waktu hingga 8 jam, kini pembelajaran jarak jauh hanya 2 jam, sehingga anak punya lebih banyak waktu luang.
Di sinilah yang disebut Rohika membuat para orangtua bingung mengisi waktu luang anak, apalagi orangtua harus bekerja atau yang di desa mereka harus bekerja sebagai buruh pabrik maupun bertani.
"Jadi anak-anak di desa itu malah chatting, pacaran lagi, paniklah orangtua," jelas Rohika.
Lantas, para orangtua yang sudah sibuk 'pendek akal' menemukan solusi praktis dengan menikahkan anaknya dibanding melihat mereka terus berpacaran yang justru lebih berbahaya.
"Orangtua semakin pendek mencari solusi, sudah tidak berpikir panjang, solusi yang diambil tidak memperhitungkan lagi lebih buruknya. Paham menikah usia anak itu buruk digoyahkan lagi, beberapa anak juga mempunyai kerenggangan lagi dengan para orangtua," jelas Rohika.
Baca Juga: Viral Remaja Dinikahkan karena Pulang Terlambat, Psikolog Bilang Begini
Terbukti, belakangan ini Rohika menyebut banyak orangtua yang meminta dispensasi atau keringanan batas usia menikah untuk anak yang masih di bawah 19 tahun.
"Di daerah banyak yang menyampaikan ini kenapa kok banyak yang memohonkan dispensasi kawin, sebagian besar di dominasi umur 18 hingga 19, ada juga yang berumur di bawah itu 16,17,18 tahun," ungkapnya.
Beragam solusi diupayakan untuk mengisi waktu luang anak jadi lebih bermanfaat, salah satunya dengan menitipkan di komunitas yang masih berjalan di masa pandemi, seperti kegiatan di masjid lokal dengan mengaji, mengisi kegiatan positif lain dan sebagainya.
"Kalau memang masih bisa dititipkan masjid lokal, karena masjid besar tutup. Memberikan pesan-pesan seperti itu bisa menguatkan lagi. Pendidikan, satuan pendidik ini dampaknya kompleks, harus cari cara alternatif baru bisa kondusif," tutupnya.
Berita Terkait
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Viral Tawuran Pelajar di Lombok, Ini 5 Fakta Mengejutkan
-
SADIS! Imam Tembak Kepala Nurminah, Jasadnya Dicor Semen di Sumur Dapur
-
Cemburu, Cowok di Lombok Masukkan Pacar ke Septictank Lalu Dicor Semen
-
Apa Kabar Kasus Maut Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi? Kompolnas Turun Tangan
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang
-
Bersinergi dengan Imigrasi & Pemasyarakatan, BRI Kuatkan SDM Warga Binaan Nusakambangan
-
Malut United Ingin Rebut Tiga Poin di Kediri
-
Blitar Jadi Sasaran? Modus Galang Donasi Ilegal WNA Pakistan Terulang Lagi, Berujung Deportasi
-
Gubernur Khofifah Dikunjungi 14 Dubes RI: Perkuat Diplomasi Ekonomi, Program Gerbang Baru Nusantara