Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 27 Oktober 2020 | 09:30 WIB
Ilustrasi pedesaan. (Pixabay/keulefm)

SuaraJatim.id - Jawa Timur terus mendapat tambahan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) tercatat ada sebanyak 6080 yang telah terdaftar.

Dari ribuan yang sudah terdaftar, sayangnya hanya 456 unit usaha yang masuk dalam kategori maju.

"Sebanyak 456 diantaranya masuk kategori maju, 2.270 berkembang, dan 3.354 pemula," ujar Kepala DPMD Jatim, Muhammad Yasin, Senin (26/10/2020).

Ribuan usaha yang sudah beroperasi, ada sebanyak 4000 BUMDes bergerak di sektor keuangan. Sementara lainnya beroperasi di sektor-sektor peternakan, perdagangan dan pariwisata. Selama masa pendemi Covid-19 banyak BUMDes yang terdampak, DPMD pun bertekad untuk memulihkannya.

Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, BUMDes Guwosari Kembangkan Lahan Pertanian Alami

"Berbagai terobosan dilakukan Pemprov untuk melindungi BUMDes. Di antaranya, dengan memberikan insentif hingga Rp 50 juta," kata Yasin.

Selain suntikan tersebut, Yasin mengatakan Pemprov Jatim menghubungkan BUMDes dengan program Lumbung Pangan Jatim untuk penyaluran sembako harga terjangkau. Dengan harapan masyarakat bisa membeli sembako dengan harga terjangkau.

"Kerja sama ini kami lakukan dengan pembagian fee order dengan BUMDes. Sejak Agustus, total sudah Rp 619 juta dengan 1323 transaksi," katanya.

Saat ini DPMD tengah melakukan rancangan formula untuk mengembangkan BUMDes. Formula tersebut diutamakan bagi yang bergerak di sektor wisata.

"Karena sektor wisata terbilang masih cukup kecil dibandingkan total BUMDes di Jatim. Padahal, potensi desa-desa wisata sangat melimpah. BUMDes bisa jadi ikhtiar memgembangkan desa, terutama pasca-pandemi Covid-19," katanya.

Baca Juga: Bermula dari Iseng, Wastafel Anti Corona Karya BUMDes Tridadi Laris Dibeli

Kontributor : Arry Saputra

Load More