SuaraJatim.id - Situs hacker atau darkweb merilis daftar harga data pribadi seseorang jika dijual oleh peretas ke pasa gelap. Para peretas ini tidak butuh waktu lama mencuri data pribadi, tapi hasilnya ternyata mencengangkan.
"Dalam beberapa tahun terakhir banyak area kehidupan kita telah menjadi digital - dan beberapa di antaranya, seperti medis kita, misalnya, termasuk sebagai informasi pribadi," kata peneliti keamanan di Kaspersky's GReAT, Dmitry Galov, dalam keterangan tertulis, Senin (7/12/2020).
Ia melanjutkan, "Seperti yang kita lihat dengan meningkatnya jumlah insiden kebocoran data, hal ini menyebabkan lebih banyak risiko bagi pengguna."
Peneliti Kaspersky menganalisis penawaran aktif di 10 forum dan pasar darknet internasional yang memang menjualbelikan data pribadi. Data ini bisa dimanfaatkan apa saja tergantung si pembeli, termasuk untuk tujuan jahat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa akses ke data pribadi dapat dimulai dari 50 sen (0,5 dolar AS) untuk sebuah ID (identitas pribadi), tergantung seberapa jauh data yang ditawarkan.
Nah, berikut daftar harga data pribadi kamu di darkweb:
- Detail kartu kredit: 6 - 20 dolar AS (sekitar Rp 85.000 - Rp 284.000)
- Pindaian SIM: 5 - 25 dolar AS (sekitar Rp 71.000 - Rp 355.000)
- Pindaian Paspor: 6 - 15 dolar AS (sekitar Rp 85.000 - Rp 213.000)
- Layanan berlangganan: 0,5 - 8 dolar AS (sekitar Rp7.100 - Rp 114.000)
- Identitas kependudukan (Nama, Tanggal lahir, email, nomor telepon): 0,5 - 10 dolar AS ( sekitar Rp 7.100 - Rp 142.000)
- Selfie dengan dokumen (paspor, SIM): 40 - 60 dolar AS (sekitar Rp 568.000 - Rp 852.000)
- Rekam medis: 1 - 30 dolar AS (sekitar Rp 14.000- Rp 426.000)
- Akun bank online: 1 - 10 persen dari nilai
- Akun Paypal: 50 - 500 dolar AS (sekitar Rp710.000 - Rp 7,1 juta)
Beberapa informasi pribadi masih tetap diminati hampir satu dekade terakhir - terutama data kartu kredit, akses perbankan dan layanan pembayaran elektronik. Harganya tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, berbagai jenis data baru juga bermunculan. Dalam hal ini, termasuk catatan medis pribadi dan selfie dengan dokumen identifikasi pribadi, yang biayanya dapat mencapai hingga 40 dolar AS.
Penyalahgunaan data berpotensi menimbulkan konsekuensi cukup signifikan, seperti pengambilan nama atau penggunaan layanan korban berdasarkan identitasnya.
Baca Juga: Curi Data Rahasia Nintendo, Peretas Ini Dihukum 3 Tahun Penjara
Data yang dijual di pasar gelap dapat digunakan untuk pemerasan, eksekusi penipuan dan skema phishing, hingga pencurian uang secara langsung.
Jenis data tertentu, seperti akses ke akun pribadi atau database kata sandi, dapat disalahgunakan tidak hanya untuk keuntungan finansial, tetapi juga untuk kerugian reputasi dan jenis kerusakan sosial lainnya, termasuk doxing.
"Ini tidak berarti bahwa kita harus menghapus dan menutup akun media sosial kita, tentunya. Ini semua tentang memahami konsekuensi dan risiko potensial dan bersiap yang tepat untuk itu," ujar Galov.
"Tindakan terbaik terkait data Anda adalah: ketahui apa yang mereka ketahui, hapus apa yang Anda bisa, dan kendalikan informasi tentang Anda secara online. Sesederhana itu, namun tetap membutuhkan usaha," dia menambahkan.
Untuk meminimalkan risiko informasi pribadi Anda dicuri, Kaspersky merekomendasikan untuk selalu waspadai email dan situs web phishing, selalu periksa pengaturan izin pada aplikasi yang digunakan, untuk meminimalkan kemungkinan data dibagikan atau disimpan oleh pihak ketiga tanpa sepengetahuan.
Selanjutnya, menggunakan otentikasi dua faktor, dengan catatan menggunakan aplikasi yang menghasilkan kode satu kali (one-time code) jauh lebih aman daripada menerima faktor kedua melalui SMS. Terakhir, selalu mempertimbangkan konten yang dibagikan secara online, apakah konten tersebut dapat disalahgunakan oleh orang lain atau tidak.
Berita Terkait
-
Curi Data Rahasia Nintendo, Peretas Ini Dihukum 3 Tahun Penjara
-
Cara Mengembalikan File yang Terhapus di Komputer
-
Kumpulan Berita Viral di Twitter Hari Ini, Jumat 23 Oktober 2020
-
Viral Petaka Pencurian Data Pribadi Berawal dari Pasang Iklan Online
-
Temukan Celah Keamanan, Peretas Bisa Curi Data Pribadi Lewat Amazon Alexa
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Analisis Pengamat: Kepala Daerah Pro-Jokowi Dukung Bendera One Piece, Sinyal Politik?
-
Aib Super League: Empat Klub Kompak Nunggak Gaji Rp 4,3 Miliar!
-
Jadwal Pekan 1 BRI Super League: Duel Panas dan Ambisi Tim Promosi
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
Terkini
-
Software Wajib Mahasiswa Teknik Informatika: Dari Coding Sampai Sidang, Ini Bekal Perangmu!
-
Gubernur Khofifah: Ekonomi Jatim Tumbuh 3,09 Persen Tertinggi se-Jawa, Wujud Upaya Konsisten
-
Akad Massal KPR Subsidi BRI, 1000 MBR Serentak Teken Kredit di 75 Kantor Cabang
-
Eri Cahyadi Pilih Jalur Humanis, Tanggapi Bendera One Piece di Surabaya: Bukan Melarang, Tapi....
-
RUU BUMD Dinilai Bisa Perbaiki Tata Kelola dan Bawa Kemandirian Ekonomi Daerah