SuaraJatim.id - Pada Februari 2021 kemungkinan besar Covid-19 bakal mereda. Pemerintah Inggris mengkalkulasi setidaknya butuh 15 juta Vaksin Covid-19 untuk menekan penyebaran virus ini.
Laporan yang didapat dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebut sekitar 12 hingga 15 juta orang berisiko meninggal akibat virus Covid-19. Mereka ini harus divaksinasi agar penyebarannya berkurang secara drastis.
Sejauh ini, lebih dari 600.000 orang telah menerima vaksin Pfizer dalam tiga minggu pertama peluncuran. Dan Inggris sendiri telah memesan 40 juta dosis vaksin dan setiap penerima membutuhkan dua suntikan agar vaksin dapat berfungsi.
Orang-orang yang berada di antrian prioritas adalah orang tua, orang yang paling rentan secara klinis dan petugas kesehatan.
Baca Juga: Awal Tahun 2021, Meksiko Siap Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia
Laporan yang berasal dari sumber dekat Pemerintah itu menjelaskan para pejabat telah diberi perkiraan setelah 15 juta orang paling rentan menerima vaksin, NHS kemungkinan tidak akan lagi kewalahan dengan urusan penerimaan rumah sakit.
Meskipun peluncuran tersebut belum mencapai pencapaian satu juta, beberapa pejabat berharap hal ini dapat dicapai pada akhir Februari.
Virus akan terus menyebar ke seluruh populasi yang lebih luas, tetapi pengurangan tekanan pada NHS akan menghilangkan penutupan lebih lanjut.
Dilansir dari Mirror, Senin (28/12/2020), meski program vaksinasi massal baru dimulai, tetapi strain mutan baru dari virus Covid-19 ditemukan beredar di Inggris.
Pfizer dan pejabat Inggris yakin vaksin akan bekerja melawan mutasi baru, meski beberapa ilmuwan memperingatkan strain yang menyebar ini tampaknya sangat ganas dan mendorong lonjakan infeksi baru.
Baca Juga: Lansia dan Nakes Jadi Penerima Pertama Vaksin Covid-19 di Jerman
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan awal bulan ini bahwa vaksinasi yang meluas belum cukup untuk menghentikan penyebaran virus.
Untuk mengakhiri pandemi, negara-negara masih perlu melanjutkan pengawasan terhadap virus, pengujian, isolasi, melacak kasus, melakukan karantina, dan mengomunikasikan peringatan kesehatan.
Berita Terkait
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
-
Pakar Minta Ada Kajian Lebih Dalam Terkait Efek Vaksin Covid-19 AstraZeneca
-
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik dari Peredaran di Seluruh Dunia
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Batik Tulis Lokal Go Internasional dengan Dukungan BRI
-
Makin Ramah Pengguna, BRImo Hadir dengan Bahasa Indonesia dan Inggris
-
Pendaftaran Tanah Elektronik: Khofifah Dorong Notaris & PPAT Jatim Lebih Efisien!
-
Berikut Ini Kisah Sukses Bening by Helena Bersama BRI
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT