SuaraJatim.id - Varian baru Virus Corona semakin mengkhawatirkan saja. Diduga varian baru virus yang pertama kali ditemukan di Inggris dan diidentifikasi awal pada 26 Desember 2020, ini telah menyebabkan lonjakan kasus di dunia
Pada saat ditemukan pertama kali dulu, varian baru virus ini menunjukkan lebih cepat menular. Jika diukur dari lamanya menginap belum ada perubahan tingkat keparahan, misalnya jumlah kematian dalam 28 hari. Artinya, belum ada identifikasi pasti efek varian baru ini.
Selain itu, saat ini juga tidak ada kekhawatiran bahwa SARS-CoV-2 VOC 202012/01 lebih mungkin menginfeksi kembali orang dibandingkan dengan varian virus corona lain yang beredar.
Tapi dilansir dari Express, varian baru virus corona Covid-19 ini lebih pasti menyebar ke seluruh dunia. Saat ini pun sudah muncul laporan penyebarannya terjadi di 31 negara lain.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian virus corona ini mengandung 23 substitusi nukleotida (mutasi). Varian baru virus corona ini dikaitkan dengan infeksi di antara cerpelai yang diternakkan dan ditularkan ke manusia.
Contohnya, varian baru virus corona yang diidentifikasi di North Jutland, Denmark. Varian baru virus corona ini memiliki kombinasi mutasi yang sebelumnya tidak diamati.
Studi pendahuluan ini menunjukkan varian baru virus corona bisa mengakibatkan penurunan netralisasi virus pada manusia.
Varian baru virus corona ini berpotensi mengurangi durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami.
Saat ini, penelitian sedang berlangsung untuk menilai netralisasi virus. Tetapi, hanya ada 12 kasus amnusia yang nampaknya tidak menyebar luas.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Angka Kesembuhan di Asia Paling Tinggi
Pada 18 Desember 2020, varian baru virus corona ditemukan di Afrika Selatan, yang beredar di provinsi Eastern, Cape, Western Cape dan KwaZulu-Natal. Penyelidikan awal memberi kesan bahwa varian virus korona ini dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi.
Artinya, ada potensi lebih banyak penularan atau lebih menular. Sekarang ini, belum ada bukti jelas terkait dengan penyakit yang lebih parah atau kondisi yang lebih buruk.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
KUR BRI Jadikan Aiko Maju UMKM Tangguh di Program MBG Kepulauan Siau
-
Dear Pengibar Bendera One Piece, Pemerintah Kirim Peringatan Keras: Ada Ancaman Pidana!
-
Aset 'Tidur' Pemprov Jatim Bisa Jadi Sumber PAD Baru, Asalkan Lakukan Ini
-
Bank Mandiri Jembatani Purna PMI Asal Malang Jadi Wirausahawan Lewat Program Bapak Asuh
-
BRI Ungkap Jurus Jitu Jadi Bank Terkuat di Indonesia