Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Januari 2021 | 11:40 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto]

SuaraJatim.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah disuntik vaksin pertama kali dalam Program Vaksinasi Covid-19 ini. Vaksinasi pertama di Indonesia itu ditayangkan lewat live streaming Youtube, Rabu (13/01/2021).

"Baru saja Saya tadi bersama-sama dengan perwakilan dari bidang kesehatan, perwakilan agama, pedagang pasar, pengusaha, buruh, perwakilan guru, dan perwakilan tenaga kesehatan telah melakukan vaksinasi," kata Jokowi dalam pidatonya usai melakukan vaksinasi.

Menurut Jokowi, vaksinasi ini penting dilakukan untuk memutus rantai penularan virus corona dan memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan, keamanan bagi masyaraat indonesia.

"Dan membantu percepatan proses pemulihan ekonomi," kata Jokowi menambahkan.

Baca Juga: Tolak Kampanye Anti Vaksin Covid-19, PBNU: Percayalah Vaksin Aman

Vaksinasi ini perdana ini, kata Jokowi, dilakukan setelah mendapat izin keamanan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan setelah keluarnya Fatwa Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selanjutnya, Program Vaksinasi akan dilanjutkan ke daerah-daerah.

"Setelah kami melakukan vaksinasi perdana, nanti akan terus dilakukan vaksinasi di seluruh provinsi, kabupaten dan kota di seluruh tanah air," kata Jokowi menandaskan.

Meskipun sudah divaksin, orang nomor satu RI itu mengingatkan tentang pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan (Prokes). Pengawasan prokes tersebut akan terus dilakukan.

"Memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Jokowi menegaskan.

Dalam Program Vaksinasi Covid-19 tersebut, bukan hanya Presiden Jokowi yang divaksin. Di sana ada perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), perwakilan tokoh agama dari MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, kemudian perwakilan guru, perawat, buruh dan pedagang pasar.

Baca Juga: Tolak Kampanye Anti Vaksin, PBNU: Percayalah Pemerintah Tak Celakai Rakyat

Load More