Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 15 Januari 2021 | 18:40 WIB
Muhammad Zainuddin, warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah saat menggunakan perahu sebagai alat transportasi [suara.com/Amin Alamsyah]

SuaraJatim.id - Banjir masih melanda 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Lamongan. Terhitung sudah dua pekan ini air merendam ribuan rumah warga. Akibatnya, jalanan lumpuh, para penduduk setempat terpaksa memanfaatkan perahu sebagai alat transportasi.

Hal itu seperti yang dilakukan Muhammad Zainuddin, warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah. Laki-laki paruh baya itu merasa kesulitan untuk berpergian. Rumah dan akses jalan desanya terendam. Untuk membeli sesuatu, ia harus mengendarai perahu kayu.

"Mau gimana lagi, kalau pakai motor pasti mogok. Air dari kemarin-kemarin tidak surut," kata Zainuddin, Jumat (15/1/2021).

Keperluan setiap hari itu seperti membeli gas tabung LPG, beserta bahan makanan yang dibutuhkan setiap hari. Semua barang itu untuk bertahan hidup meski kondisi rumahnya masih terendam.

Baca Juga: Banjir Semakin Meluas, Kalimantan Selatan Berstatus Tanggap Darurat

Pria 50 tahun itu juga menjelaskan jika banjir tahun ini dianggap lebih besar. Sebab, kalau tahun sebelumnya warga Tiwet masih bisa melakukan aktivitas seperti menjual ikan hasil tangkapan ke pasar.

Tapi sekarang tidak bisa, sebab sungai yang biasanya dilalui masyarakat dengan perahu dipenuhi enceng gondok.

"Enceng gondok jadi masalah besar karena perahu tidak bisa melintasi. Mestinya pemerintah membersihkan itu," terangnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Mugito mengatakan, banjir kali ini masih menggenangi 7 kecamatan. Antara lain, Kecamatan, Deket, Glagah, Karangbinangun, Talitengah, Turi, Pucuk dan Karanggeneng.

Sedangkan akibat bencana banjir ini, sebanyak 8 ribu rumah warga di 54 desa terdampak. Rata-rata ketinggian banjir setinggi lutut dan pinggang orang dewasa. Banjir juga mengakibatkan perekonomian warga dan akses jalan lumpuh. Pemerintah sudah berusaha memberikan bantuan berupaa obat-obatan dan makanan siap saji.

Baca Juga: Ratusan Warga Mengungsi ke Musala dan Balai Desa Akibat Banjir Jember

"Banjir diakibatkan karena intensitas hujan yang tinggi. Ditambah durasinya lama maka air tidak akan surut malah tambah banyak," pungkasnya.

Kontributor : Amin Alamsyah

Load More