Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 21 Januari 2021 | 08:09 WIB
Rohmah (52), janda single parent warga Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tak lagi menerima bantuan [suara.com/Amin Alamsyah]

SuaraJatim.id - Data masyarakat penerima Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) agaknya kembali berubah mulai bulan ini. Masalahnya, banyak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang namanya hilang dari program tersebut.

Misalnya nama Rohmah (52), warga Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ia tidak bisa lagi menerima bantuan non-tunai tersebut di Bulan Januari 2021 ini.

Menurut Rohmah yang ditemui di rumahnya mengatakan, pihak yang biasanya mengurusi program tidak mengatakan alasan namanya tidak masuk sebagai PKM. Alhasil, saat pengambilan paket di balai desa ia pulang dengan tangan kosong.

Rohmah sendiri kehidupannya sangat memprihatinkan. Sejak suaminya meninggal, ia menjadi tulang punggung keluarga. Bagi lulusan SD seperti dirinya, sangat tidak mudah mencari pekerjaan. Ditambah, tubuhnya sudah rapuh seiring tambahnya usia, membuatnya tidak bisa lagi mendapat pekerjaan berat.

Pekerjaan yang selama ini bisa menghasilkan hanya membungkus cemilan usus. Jenis pekerjaan ini tentu tidak membutuhkan keahlian khusus. Karena itu majikannya hanya menggajinya Rp 80 ribu per minggunya. Uang itu untuk menambah kebutuhan pokok yang tidak tercover bantuan pemerintah.

Baca Juga: Ngenasnya Nenek Yasimah, Namanya Dicoret dari Program Kartu Sembako Gresik

"Kalau dulu masih mendapatkan BPNT masih mendingan. Minimal makan untuk keluarga tidak kekurangan. Tapi setelah tahu kalau tidak lagi mendapatkan, ya tidak tahu bagaimana kedepannya," kata Rohmah.

"Selama ini kebutuhan beras dan telur dari BPNT sejak awal terdaftar selalu dapat. Sekarang tidak dapat, paket yang bulan Desember kemarin juga sudah habis," tambahnya

Bantuan BPNT sendiri, biasanya berupa beras, telur, jeruk, kentang dan kacang. Jika ditotal bisa senilai Rp 200 ribu. Bantuan pangan dari pemerintah pusat itu lah yang membantunya untuk bertahan hidup. Tapi kini, ia tidak lagi mendapatkannya.

"Cukuplah untuk makan bersama tiga orang. Tapi setelah tidak lagi mendapatkan bantuan, mungkin bisa hutang sama tetangga yang lain," bebernya

Rohmah sendiri sejak suaminya meninggal tinggal bersama mertua dan satu anaknya yang masih duduk di bangku SMK. Rumah yang ditinggalinya ini pun adalah milik mertuanya. Dia hanya menumpang tinggal, sebagai gantinya merawat mertua yang sudah tua.

Baca Juga: Penyebar Hoaks Kasdim 0817 Gresik Meninggal Usai Vaksin Covid Ditangkap

"Kalau anak saya sudah ada yang ngurusi untuk biaya sekolah. Pekerjaan saya selama ini tidak cukup untuk membiayai pendidikannya," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinsos Gresik Sentot Supriyohadi membenarkan jika ada pencoretan data dari penerima program BPNT. Alasanya untuk merapikan data. Setidaknya ada sebanyak 25 ribu yang masuk dalam data yang dicoret. Mereka itu meliputi, penerima yang sudah meninggal hingga sudah pindah.

"Data terbaru itu masih bersifat sementara. Masih ada pembaharuan data yang memungkinan bertambahnya penerima yang dicoret. Kemarin saat memasukan data memang masih banyak NIK yang tidak terkonsolidasi dengan Dispendukcapil, kemudian server kurang memadai," ujarnya.

Kontributor : Amin Alamsyah

Load More