SuaraJatim.id - Pencarian korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terus dilakukan petugas gabungan BPBD, TNI/Polri dan relawan. Ada 10 orang yang masih terpendam di dalam tanah.
Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Selasa (16/02/2021). Ia menjelaskan, jumlah korban yang dilaporkan hilang berjumlah 21 orang.
Dari jumlah itu, setelah dilakukan pencarian ada 11 orang yang berhasil ditemukan (data ini meralat data sebelumnya yang menyebut 12 orang ditemukan).
Dari jumlah 11 orang itu, dua orang berhasil selamat sedangkan sisanya meninggal dunia. Sehingga petugas fokus mencari 10 orang yang belum ditemukan.
Baca Juga: Video Bencana Longsor dan Banjir di Nganjuk, Kampung Rata Dengan Tanah
"Kami fokuskan pencarian korban yang belum ditemukan. Lokasi satu titik, jadi agak enak (pencarian)," kata Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi di Nganjuk, seperti dikutip dari Antara.
Dalam proses evakuasi ini, Pemkab Nganjuk mendapatkan bantuan dari daerah lain untuk alat berat. Jika sebelumnya ada tiga unit alat berat untuk pencarian korban tanah longsor itu, di hari kedua pencarian ada tambahan dua alat berat, sehingga total ada lima unit.
"Hari ini Bupati juga sudah memimpin apel untuk fokus pencarian di lokasi longsor. Evakuasi korban yang belum ditemukan. Ada tambahan eskavator, sehingga totalnya ada lima. Ini karena gotong royong," kata dia.
Ia juga menambahkan, warga yang mengungsi juga selalu dipantau kesehatannya. Di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk itu terdapat total 186 orang yang tinggal. Dari jumlah itu, 25 orang merantau.
Saat kejadian, terdapat 18 orang yang datang ke dusun itu, terdiri dari 14 orang dewasa dan sisanya anak-anak. Namun, data yang dilaporkan seluruh pendatang itu dalam kondisi sehat. Sehingga, 21 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang itu adalah penduduk setempat.
Baca Juga: Evakuasi Korban Tanah Longsor di Nganjuk
Wabup menyebut, tiga lokasi menjadi tempat evakuasi para korban, yakni di sekolah dasar, dekat dengan lokasi posko utama di kantor kecamatan, lalu rumah kepala desa, dan sisanya ada juga di dapur umum.
Lokasi dapur umum cukup luas, sehingga warga juga bisa tinggal sementara. Ia mengakui saat pandemi COVID-19 juga memerlukan pemantauan kesehatan. Pihaknya juga berharap semua warga sehat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Berita Terkait
-
Sejarah Motor Honda CB, Punya Komunitas Loyal yang Sempat Bikin Geger Nganjuk
-
Potret Irenne Ghea, Pedangdut Viral Karena Insiden Pengeroyokan Mobil di Nganjuk
-
Berapa Harga Motor CB? Acara Komunitasnya di Nganjuk Bikin Rugi Mini Market hingga Rusak Mobil Artis
-
Camping Asyik Akhir Tahun di Tepi Sungai dan Hutan Pinus Jolotundo Edupark Nganjuk
-
Biodata Irenne Ghea: Penyanyi Dangdut Jadi Korban Perusakan Mobil di Nganjuk
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Pria di Probolinggo Gelap Mata Bacok Tetangga Gegara Cemburu
-
Pulang COD, Warga Pasuruan Dibacok Orang Tak Dikenal
-
Kasus Mutilasi Jombang Mulai Temui Titik Terang, Pelakunya Tertangkap?
-
Hadir dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Cokelat Ndalem Bagikan Kisah Suksesnya
-
Kronologi Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar