Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 02 Maret 2021 | 17:41 WIB
Ilustrasi gabah [Suara.com/Arief Hermawan P]

SuaraJatim.id - Para petani di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengalami persoalan baru. Harga gabah kering hasil panen mereka anjlok di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang sudah ditetapkan.

Contohnya di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang. Harga gabah kering dari sawah di sana saat ini berkisar Rp 3.500 per kilogram. Padahal sebelumnya harga berkisar Rp 4.500 per kilogram.

Salah satu petani yang merasakan anjloknya harga gabah ini bernama Karnoto (56). Harga gabah petani di daerahnya anjlok karena curah hujan tinggi beberapa hari ini hingga memasuki masa panen.

Di sisi lain, hujan dengan intensitas tinggi itu juga merendam lahan petanian padi warga. Sehingga padi yang sudah hampir siap panen terendam air.

Baca Juga: Sekjen Kemenag Tegaskan Konflik Antar Ummat di Klenteng Tuban Selesai

"Hampir semua padi milik petani Bandungrejo terendam banjir, ini yang mempengaruhi harga jual gabah menjadi sangat murah," kata Karnoto kepada suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, di desa setempat, Selasa, (02/03/2021).

Hal senada disampaikan oleh Ismun (40), Petani Desa Mondokan, Kabupaten Tuban. Menurutnya, harga jual padi yang sebelumnya mencapai Rp 4.000 per kilogram saat ini hanya berkisar Rp 3.000 per kilogramnya.

"Ya berat bagi kami kalau harganya segitu, tapi mau gimana lagi. Karena padi juga banyak di serang hama, jadi kualitasnya turun," ungkap Ismun.

Ditemui secara terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tuban, Darmadin Noor, mengatakan turunnya harga gabah tersebut disebabkan karena kualitas padi yang baru dipanen tidak bisa maksimal. Karena sebelumnya sempat terendam air banjir beberapa hari.

"Walaupun demikian, kita berupaya mengoptimalkan infrastruktur pasca panen," terang Darmadin saat ditemui diruang kerjanya.

Baca Juga: Harga Gabah Kering Panen di Aceh Barat Anjlok, Ini Penyebabnya

Untuk memaksimalkan hasil panen, DPKP Tuban telah memiliki dryer vertical yang nantinya dapat digunakan sebagai alat pengering padi dan dikelola oleh kelompok tani.

Alat dryer vertical, lanjut Darmadin, telah tersebar dibeberapa titik. Mulai di Kecamatan Palang, Widang, Soko, Rengel, Plumpang, Merakurak, dan lainya, agar kualitas padi yang dipanen paksa akibat terendam banjir bisa lebih baik.

Lebih lanjut, Darmadin mengungkapkan, bahwa harga gabah cukup bervariasi di setiap kecamatan, tergantung kualitas padi. Harga pembelian pemerintah (HPP) gabah di Tuban sendiri 3.700 ribu, dan di akui harga gabah saat ini turun.

"Untuk posisi sekarang, gabah yang roboh dan terendam air harganya sangat rendah. Yakni sebesar Rp 3.000, untuk gabah hasil blower kecil yang kotorannya masih banyak berkisar Rp 3.200, dari blower besar normal seharga antara Rp 3.400 sampai Rp 3.500, sedangkan combie masih terbilang tinggi, yakni mencapai Rp4.000," ujarnya.

Pantauan harga gabah itu dilakukan dalam kurun waktu satu minggu sekali, dan harga yang terbilang masih cukup bagus berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Merakurak dan Jenu.

"Kami dua kali seminggu update harga gabah. Dan didua kecamatan itu masih terbilang bagus," katanya.

Load More