SuaraJatim.id - Seekor hiu paus sepanjang empat meter terdampar di Pantai Bayem, Kebo Ireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Namun, mamalia laut tersebut akhirnya mati setelah beberapa jam terdampar pada Jumat, (23/4/2021).
Kasi Teknis Pelabuhan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Mulyani mengemukakan, dari pengakuan nelayan setempat, ikan itu sempat diupayakan ditolong dengan mencoba menepikannya untuk kemudian dikembalikan lagi ke tengah laut.
Namun, hal itu gagal dilakukan. Lantaran, berat hiu paus itu mencapai sekira lima ton. Dengan bobot seberat itu, warga dan tim tak mampu memindahkan ikan tersebut hingga akhirnya mati.
Keterbatasan alat juga menyebabkan ikan ini tak bisa ditengahkan. Upaya yang dicoba selalu gagal. Ikan berhasil bergerak beberapa meter kemudian kembali karena didorong ombak.
"Setiap kita berhasil mendorong hewan ini sejauh 100 meter selalu kembali lagi karena ombak, akhirnya hewan ini mati," katanya.
Mulyani menjelaskan, hiu paus yang terdampar itu masih masuk kategori ikan anakan. Hal itu dilihat dari ukuran dan bobot tubuhnya. Ia memperkirakan usia hiu paus ini berkisar 6 sampai 9 tahun.
Usia itu masih masuk kategori umur yang masih sangat muda untuk ikan hiu paus. Menurutnya, ada dua kemungkinan hiu paus itu terdampar di Pantai Bayem.
Kemungkinan pertama ialah karena keasyikan berburu plankton yang membuatnya tak sadar hingga terdampar. Kemungkinan kedua karena terpisah dari induknya.
Pasalnya di Pantai Bayem bukan menjadi jalur migrasi ikan besar tersebut. Juga bukan menjadi lokasi atau habitat dari hiu paus tersebut.
Baca Juga: Hiu Paus Terdampar di Pantai Bayem, Warga Berusaha Mendorong Tapi Tak Kuat
"Yang jelas bukan karena terjaring nelayan," ujar Mulyani.
Ia menambahkan, rencananya hiu paus ini akan dikuburkan di dekat pantai setelah alat berat tiba. Namun bila alat berat tak segera tiba, tim akan memotong ikan itu dan menguburnya.
Mulyani melarang masyarakat setempat memakan daging ikan itu. Pasalnya meski terdampar, ditakutkan ikan itu mati karena keracunan.
"Bisa juga hewan ini mati karena keracunan, makanya dagingnya tidak boleh dikonsumsi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Benarkah BSU 2025 Tak Cair Lagi Akhir Tahun? Ini Faktanya
-
APBD Jatim 2026 Disetujui, Gubernur Khofifah Pastikan Jalankan Sejumlah Program Prioritas
-
Bansos BPNT Cair November 2025, Cek Jadwal dan Cara Penyaluran Terbaru!
-
BLT Kesra 2025 Rp 900 Ribu, Begini Cara Daftar dan Cek Penerima Lewat HP!
-
Polda Jatim Kerahkan 447 Personel Kawal Operasi Zebra Semeru 2025, Ini Sasarannya