Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 12 Mei 2021 | 19:55 WIB
Kakek Darmadi tukang sol sepatu di Tuban yang kini berusia 75 tahun dan berjibaku menyambung hidup. [Suaraindonesia.com]

SuaraJatim.id - Kerasnya hidup mencari sesuap nasi masih saja dialami Darmadi yang tiap hari menjajakan kemampuannya menjadi tukang sol sepatu di Tuban, Jawa Timur. Meski usianya kini sudah tak lagi muda, 75 tahun atau tiga perempat abad, Darmadi tetap mengayuh ontelnya sejauh 15 kilometer menjemput sejumput rezeki demi sesuap nasi.

Darmadi harus mengayuh ontel dari Desa Sugihan Kecamatan Merakurak menuju Jalan Letda Sucipto, Mondokan Tuban dengan gerobak berisi sepatu dan sandal yang telah disolnya.

Pada momen lebaran tahun ini, Darmadi hanya bisa melewati hari raya kemenangan umat Islam dalam kesendirian di usia senja. Lantaran itu, dia rela membanting tulang untuk tetap menjaga agar dapurnya tetap ngebul.

"Lak mboten kerjo terus Kulo njalok maem sinten, kulo niki teng griyo dewean (kalau saya tidak kerja mau minta makan siapa, saya di rumah hidup sendiri)," ucap kakek Darmadi kepada Suaraindonesia.co.id- jaringan Suara.com, Rabu, (12/05/2021).

Baca Juga: Viral Pemuda Tendang Tukang Sol Sepatu Tanpa Sebab, Perekam Jadi Sorotan

Kesulitan mencari rezeki, kini makin dirasakan Darmadi. Bahkan di tengah teriknya matahari, kakek renta ini masih setia menunggu pelanggannya yang datang menggunakan jasanya. Namun, diakuinya mengais rezeki di kala Pandemi Covid-19 makin tak menentu. Terkadang, dia bisa membawa hasil yang cukup untuk menyambung isi periuknya, pun tak jarang ia pulang dengan tangan hampa.

"Hasile yo ora nentu kadang yo 50 Sampek 70, kadang ora ono blas. Penting iso dinggo mangan nak, (Hasilnya tidak menentu kadang bisa Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu, kadang malah tidak ada sama sekali. Penting bisa dibuat makan)," katanya.

Meski begitu, semangat Darmadi tak pernah padam meski kerap jatuh dari ontel yang setia menemaninya bekerja. Karena menurutnya, itulah yang tetap membuatnya selalu positif menyongsong hari selanjutnya.

Momen lebaran kali ini pun Darmadi masih meyakini rezeki yang akan dijemputnya untuk menyambung hidup. Dia akan tetap membuka lapak sol sepatunya demi bertahan hidup di tengah sulitnya hidup.

"Gerobak seng diwei semen iki pesok, mergo tak gawe tibo neng dalan. Sesok mari nyekar yo berangkat maneh, jam 9 uwes nyampek kene. (Gerobak yang dikasih semen ini sudah penyok, karena saya habis jatuh di jalan. Besok sesudah nyekar iya berangkat lagi, jam 9 sudah sampai sini)," ujarnya.

Lebih lanjut, Kakek Darmadi bercerita jika memiliki anak yang kini tinggal di Kalimantan bersama menantunya. Sempat terbersit harapan, anaknya bisa pulang saat lebaran tahun ini. Namun, lagi-lagi harapan kakek Darmadi pupus. Kebijakan pemerintah yang melarang mudik menjadi hambatannya bertemu dengan sang anak.

Baca Juga: Cerita Haru Tukang Sol Sepatu, Tawarkan Ginjal Demi Biaya Persalinan Istri

"Jenenge wong tuwo iki pengen eroh anak neng ulan riyoyo iki. Opo maneh aku Iki uwes tuwo raonok seng ngrumat, mosok mbesok aku mati anakku raroh. Saiki jare ora muleh mergo ora oleh negoro, jarene onok corono kuwi. (Namanya orang tua pasti pengin ketemu anaknya di bulan Lebaran ini. Apa lagi saya ini sudah tua tidak ada lagi yang merawat, masak ketika nanti aku mati anakku tidak tahu. Sekarang, katanya tidak bisa pulang sama Negara, katanya ada Corona itu)," keluhnya.

Sekadar diketahui, Kakek Darmadi setiap jam 09.00 WIB sudah membuka sol sepatu dan sandalnya di Jalan Letda Sucipto tepatnya di barat dealer mobil Srikandi Diamond Indah Motors. Selain melayani sol sepatu dan sandal, ia juga menjual sepatu bekas yang layak pakai.

Load More